Kota Terapung

Kota terapung adalah konsep inovatif yang dirancang sebagai solusi terhadap berbagai tantangan urbanisasi dan perubahan iklim. Berbeda dengan kota konvensional yang dibangun di daratan, kota terapung didesain untuk berada di atas permukaan air dan mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Konsep ini telah menarik perhatian banyak pihak sebagai alternatif hunian masa depan yang lebih fleksibel dan ramah lingkungan.
Kota-kota di dunia saat ini menghadapi berbagai masalah serius, seperti kepadatan penduduk, keterbatasan lahan, serta dampak negatif perubahan iklim. Urbanisasi yang cepat menyebabkan tingginya permintaan akan ruang tempat tinggal, sementara kenaikan permukaan laut semakin memperparah risiko banjir di wilayah pesisir. Selain itu, masalah lingkungan seperti polusi dan kerusakan habitat akibat pembangunan kota yang tidak berkelanjutan menjadi tantangan besar. Kota terapung hadir sebagai solusi inovatif yang mampu mengatasi sebagian dari permasalahan tersebut dengan menawarkan hunian yang lebih adaptif dan berkelanjutan.
Sejumlah proyek kota terapung telah mulai dikembangkan di berbagai negara. Maldives Floating City, yang mulai dibangun pada tahun 2022, merupakan salah satu contoh utama. Kota ini didesain menyerupai struktur karang dan mampu menampung sekitar 20.000 penduduk, memberikan solusi terhadap ancaman kenaikan permukaan air laut yang dihadapi Maladewa. Selain itu, ada Oceanix Busan, yang diperkenalkan pada 2023 sebagai prototipe kota terapung berkelanjutan di Korea Selatan. Kota ini dikembangkan dengan sistem berbasis energi bersih dan pengelolaan limbah yang lebih efisien. Sementara itu, Seasteading Institute Project adalah eksperimen yang mencoba membangun komunitas terapung dengan sistem ekonomi dan politik yang lebih independen, yang diuji sejak pertengahan 2010-an.
Seasteading Institute Project adalah sebuah inisiatif yang bertujuan untuk menciptakan kota terapung dengan tingkat otonomi politik yang tinggi. Proyek ini dikembangkan oleh The Seasteading Institute, yang berbasis di Sunnyvale, California, Amerika Serikat. Organisasi ini mempromosikan konsep kota terapung sebagai solusi terhadap berbagai tantangan global, termasuk kenaikan permukaan laut, kepadatan penduduk, dan pemerintahan yang tidak efektif. Seasteading Institute telah mengembangkan berbagai proyek yang bertujuan untuk menciptakan komunitas terapung yang mandiri dan berkelanjutan.
Selain proyek-proyek modern tersebut, pemukiman terapung sebenarnya telah ada sejak lama, salah satunya adalah pemukiman Suku Bajo. Suku Bajo dikenal sebagai pelaut pengembara yang telah lama menjadikan laut sebagai tempat tinggal mereka. Salah satu pemukiman terapung mereka yang terkenal adalah Desa Torosiaje, yang terletak di Teluk Tomini, Gorontalo, Indonesia. Pemukiman ini telah ada sejak tahun 1901 dan dihuni oleh masyarakat Bajo yang telah terbiasa hidup di atas laut. Rumah-rumah mereka dibangun di atas perairan dengan struktur yang adaptif terhadap perubahan iklim dan kondisi lingkungan pesisir. Suku Bajo telah lama dikenal sebagai kelompok yang memiliki kearifan lokal dalam memanfaatkan laut sebagai ruang hidup, menjadikan mereka sebagai salah satu contoh nyata dari konsep kota terapung tradisional.
Seperti halnya konsep lain, kota terapung memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan utama mencakup kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, penggunaan energi bersih, serta pemanfaatan ruang perairan sebagai alternatif terhadap daratan yang semakin terbatas. Di sisi lain, tantangan utama kota terapung mencakup tingginya biaya pembangunan, potensi dampak cuaca ekstrem seperti gelombang tinggi dan badai, serta aspek sosial dan ekonomi yang membutuhkan perubahan budaya serta sistem kehidupan masyarakat.
Ke depan, kota terapung berpotensi menjadi alternatif utama bagi wilayah pesisir yang menghadapi ancaman perubahan iklim. Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, biaya pembangunan diharapkan menjadi lebih terjangkau dan sistem keberlanjutannya lebih efektif. Pemerintah dan investor di berbagai negara telah mulai menunjukkan ketertarikan terhadap konsep ini sebagai bagian dari solusi urbanisasi dan perubahan lingkungan. Kota terapung berpeluang menjadi model hunian masa depan yang tidak hanya inovatif tetapi juga lebih harmonis dengan alam.[]