Pembangunan sering kali dianggap sebagai simbol kemajuan dan keberhasilan suatu bangsa. Gedung-gedung tinggi, jalan tol yang membentang, dan berbagai inovasi teknologi dianggap sebagai bukti nyata perbaikan. Namun, Al-Qur’an mengingatkan kita untuk tidak tertipu oleh penampilan luar yang menawan. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 11–12, Allah menegaskan bahwa ada orang-orang yang mengaku sedang melakukan pembangunan atau perbaikan (islah), padahal sejatinya mereka sedang menebar kerusakan di muka bumi.
Ketika mereka ditegur agar tidak berbuat kerusakan, mereka menjawab, “Sesungguhnya kami hanya melakukan perbaikan.” Jawaban ini menyiratkan ironi yang sangat tajam. Mereka merasa benar, padahal sebenarnya menyimpang jauh dari nilai-nilai kebenaran. Fenomena ini sangat relevan dengan kondisi dunia modern yang sering mengklaim berbagai proyek sebagai wujud kemajuan, padahal justru merusak tatanan kehidupan.
Ambil contoh pembangunan kawasan wisata yang menjadikan hiburan malam dan industri seks sebagai penggerak ekonomi. Meski dianggap menguntungkan secara finansial, aktivitas tersebut melanggar ajaran Islam dan justru menghancurkan moral masyarakat. Banyak tempat hiburan yang merusak nilai keluarga dan menyuburkan gaya hidup hedonistik.
Para ilmuwan mengungkap bahwa ketahanan Bumi terhadap tekanan akibat emisi karbon buatan manusia mungkin lebih lemah dari yang selama ini diperkirakan. Temuan ini berasal dari penelitian terbaru yang dipimpin oleh International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA) bekerja sama dengan Lviv Polytechnic National University, Ukraina. Penelitian ini tidak hanya menghitung emisi karbon dalam bentuk angka, tetapi juga mengembangkan pendekatan baru untuk melihat bagaimana Bumi secara fisik merespons tekanan lingkungan yang terus meningkat.
Dalam studi ini, para peneliti memperkenalkan konsep “daya tekanan” atau stress power, yaitu ukuran seberapa besar energi yang ditambahkan oleh aktivitas manusia ke dalam sistem Bumi setiap tahunnya. Pada tahun 2021, daya tekanan ini diperkirakan berada di kisaran 12,8 hingga 15,5 pascal per tahun. Meskipun terdengar kecil—sekitar tekanan dari hembusan angin ringan—dampaknya bisa sangat besar jika dilihat dalam konteks skala global, mencakup daratan, laut, dan atmosfer. Tekanan ini diyakini mampu menggeser keseimbangan alami Bumi yang selama ribuan tahun relatif stabil.
Alfred Blalock adalah seorang dokter bedah asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai pelopor bedah jantung modern. Ia lahir pada 5 April 1899 di Culloden, Georgia, dari pasangan George dan Martha Blalock. Sejak kecil, Blalock dikenal aktif, mencintai alam, dan memiliki semangat belajar tinggi. Ia menempuh pendidikan di Georgia Military Academy dan melanjutkan kuliah di Universitas Georgia, di mana ia lulus sebagai sarjana pada usia 19 tahun. Blalock kemudian diterima di Johns Hopkins School of Medicine dan mulai menemukan minatnya dalam bidang bedah.
Setelah lulus dari sekolah kedokteran pada tahun 1922, Blalock ingin menjadi residen bedah, tetapi karena nilai akademiknya tidak cukup tinggi, ia harus puas dengan magang di bidang urologi. Namun, ketekunannya membuahkan hasil dan tahun berikutnya ia mendapatkan posisi asisten residen di layanan bedah umum. Ia juga sempat menjalani eksternship di bidang THT dan melanjutkan pelatihan bedah di Boston sebelum akhirnya pindah ke Rumah Sakit Vanderbilt di Nashville.
Di Vanderbilt, Blalock bekerja sama dengan Profesor Barney Brooks dan kemudian menjalin kolaborasi penting dengan Vivien Thomas, yang awalnya bekerja sebagai petugas kebersihan. Blalock menyadari kemampuan luar biasa Thomas dan melatihnya sebagai teknisi bedah. Kemitraan ini menjadi sangat penting dalam banyak penemuan ilmiah Blalock. Salah satu penemuan penting mereka adalah pemahaman bahwa shock disebabkan oleh kehilangan darah atau cairan tubuh dan dapat diatasi dengan transfusi darah atau plasma, metode yang menyelamatkan ribuan nyawa dalam Perang Dunia II.
Pada tahun 1938, Blalock diangkat menjadi profesor penuh karena keberhasilannya dalam riset dan eksperimen bedah. Ia dan Thomas kemudian mengembangkan teknik bedah pembuluh darah dan jantung. Pada tahun 1941, Blalock kembali ke Johns Hopkins sebagai profesor bedah dan kepala bedah rumah sakit. Ia membawa Thomas bersamanya, menjadikan mereka satu tim yang tak terpisahkan, baik secara profesional maupun pribadi.
Di Johns Hopkins, Blalock mulai fokus pada bedah jantung. Ia bereksperimen pada anjing untuk menyempurnakan teknik menyambungkan arteri subklavia ke arteri pulmonalis, sebagai cara mengatasi penyempitan aorta. Teknik ini kemudian disempurnakan bersama dokter anak Helen Taussig untuk menangani kondisi “Tetralogy of Fallot”, lebih dikenal sebagai sindrom bayi biru.
Kondisi bayi biru terjadi ketika bayi kekurangan oksigen dalam darah akibat kelainan jantung bawaan. Kulit bayi menjadi kebiruan karena darahnya tidak cukup teroksigenasi. Pada 29 November 1944, Blalock, Thomas, dan Taussig melakukan operasi pertama pada seorang bayi perempuan berusia 15 bulan bernama Eileen. Operasi ini menghubungkan arteri dari jantung ke paru-paru agar darah dapat membawa oksigen.
Operasi ini berhasil secara medis. Warna kulit Eileen mulai kembali normal saat darahnya mulai menerima oksigen. Sayangnya, meskipun operasi berhasil, Eileen kemudian meninggal dunia. Namun keberhasilan teknik ini menjadi kabar besar dan banyak orang tua mulai membawa anak mereka ke Johns Hopkins untuk mendapatkan prosedur yang sama.
Kesuksesan prosedur Blalock-Taussig menjadi tonggak penting dalam sejarah bedah jantung. Teknik ini tetap digunakan hingga saat ini sebagai dasar pengobatan penyakit jantung bawaan pada anak-anak. Blalock juga dikenal sebagai pengajar yang berdedikasi. Selama masa jabatannya sebagai kepala bedah di Johns Hopkins, ia melatih 38 kepala residen yang kemudian menjadi ahli bedah terkemuka.
Dalam kehidupan pribadinya, Blalock menikah dengan Mary Chambers O’Bryan dan memiliki tiga anak. Setelah istrinya meninggal pada tahun 1958, ia menikah lagi dengan Alice Waters pada tahun 1959. Pada tahun 1949, ia menerima penghargaan René Leriche dari International Society of Surgery sebagai ahli bedah pembuluh darah terbaik di dunia. Namanya diabadikan pada Gedung Ilmu Klinis Alfred Blalock di Rumah Sakit Hopkins pada tahun 1955.
Blalock pensiun pada Juli 1964 dan hanya dua bulan kemudian, pada 15 September 1964, ia meninggal dunia akibat kanker pada usia 65 tahun. Meskipun telah tiada, warisannya dalam dunia kedokteran, terutama dalam bidang bedah jantung, tetap hidup dan memberi harapan baru bagi jutaan pasien di seluruh dunia.
Nama Alfred Blalock tidak hanya dikenang karena keahliannya sebagai ahli bedah, tetapi juga karena kolaborasinya dengan Vivien Thomas yang melampaui batas rasial dan sosial pada zamannya. Kolaborasi mereka menjadi simbol penting bahwa kecerdasan, dedikasi, dan rasa hormat dapat mengatasi segala perbedaan.
Inovasi dan keberanian Blalock dalam mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya telah membuka jalan bagi berbagai prosedur medis modern. Ia bukan hanya dokter yang menyelamatkan nyawa, tapi juga sosok yang mengubah sejarah dunia kedokteran.
Hingga kini, operasi Blalock-Taussig masih diajarkan sebagai teknik dasar dalam pendidikan kedokteran. Keberanian melakukan inovasi medis pada masa itu adalah salah satu sumbangan terbesar Blalock bagi dunia kesehatan. Namanya akan terus dikenang dalam sejarah medis dunia sebagai pelopor revolusi dalam bedah jantung.[]
Syuraih bin Harits al-Kindi atau lebih dikenal sebagai Qadhi Syuraih merupakan sosok legendaris dalam sejarah Islam. Ia lahir di Hadhramaut, Yaman, sekitar tahun 593 Masehi. Meskipun ia hidup di masa Rasulullah ﷺ, ia tidak pernah berjumpa langsung dengan beliau. Oleh karena itu, ia tergolong dalam kalangan tabi’in, yaitu generasi setelah para sahabat Nabi.
Syuraih memeluk Islam di masa Nabi Muhammad ﷺ masih hidup. Kendati tidak bertatap muka langsung dengan Rasulullah, kecintaannya terhadap ajaran Islam begitu besar. Ia dikenal sebagai seorang pencari kebenaran dan keadilan, karakter yang kelak membawanya menjadi salah satu hakim paling berpengaruh dalam sejarah dunia Islam.
Namanya mencuat pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Pada masa itu, ia terlibat dalam sengketa jual beli kuda antara Umar dan seorang penjual. Dalam perkara ini, Umar merasa dirugikan karena kudanya mengalami cacat setelah transaksi dilakukan. Umar pun membawa perkara tersebut ke pengadilan.
Dalam keputusan yang mengejutkan banyak orang, Qadhi Syuraih menyatakan bahwa Umar harus menerima kuda tersebut karena kondisinya masih baik saat akad berlangsung. Keputusan ini menegaskan ketegasan dan kejujuran Syuraih dalam menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Ia tidak takut untuk memutuskan perkara meski lawannya adalah seorang khalifah.
Elizabeth Blackwell lahir pada 3 Februari 1821 di Bristol, Inggris, dalam keluarga religius dan makmur. Ayahnya, Samuel Blackwell, adalah pengusaha gula yang juga aktif dalam gerakan penghapusan perbudakan. Kehidupan masa kecil Elizabeth bahagia dan penuh dengan semangat belajar, di mana ia lebih banyak dididik oleh guru privat dibandingkan sekolah formal. Kecintaannya pada buku mengisi hari-harinya dan membentuk cita-cita besarnya di kemudian hari.
Pada tahun 1832, keluarganya pindah ke Amerika Serikat setelah bisnis ayahnya terbakar habis. Mereka mencoba membangun hidup baru, namun nasib berkata lain. Ayah Elizabeth meninggal dunia enam tahun kemudian, membuat keluarga mereka berada di ambang kebangkrutan. Demi menyambung hidup, Elizabeth dan kakak-kakaknya membuka sekolah kecil untuk anak-anak perempuan di Cincinnati.
Meskipun memiliki daya tarik terhadap laki-laki, Elizabeth memutuskan untuk tidak bergantung pada pernikahan. Ia memilih hidup mandiri dan menjadi guru di negara bagian bagian selatan yang masih memberlakukan perbudakan. Di sana, ia mengalami pergolakan batin karena menyaksikan ketidakadilan terhadap para budak. Pengalaman ini memperkuat prinsip moral dan sosial yang ia pegang sepanjang hidupnya.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa hilangnya hutan hujan tropis saat peristiwa kepunahan massal terbesar di Bumi — yang dikenal sebagai “Kematian Besar” — mungkin menjadi penyebab utama dari pemanasan global berkepanjangan yang terjadi setelahnya. Sekitar 252 juta tahun lalu, peristiwa ini menghapus sebagian besar kehidupan laut dan banyak spesies darat, diduga akibat aktivitas vulkanik besar di Siberia. Namun, para ilmuwan selama ini masih bertanya-tanya mengapa pemanasan ekstrem tersebut berlangsung selama lima juta tahun.
Tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Universitas Leeds dan Universitas Geosains China di Wuhan kini telah menemukan bukti baru yang menguatkan hipotesis bahwa kehancuran hutan hujan tropis menyebabkan hilangnya fungsi Bumi dalam menyerap karbon dioksida. Saat hutan ini lenyap, CO₂ yang seharusnya diserap oleh tanaman dan tanah dibiarkan melayang bebas di atmosfer, menyebabkan suhu global terus naik.
Dalam studi ini, para peneliti menganalisis catatan fosil dan kondisi iklim purba melalui batuan-batuan khas di China. Mereka memetakan perubahan produktivitas tanaman selama peristiwa tersebut dan menemukan bahwa vegetasi hancur secara drastis. Hasil riset ini dipublikasikan dalam Nature Communications pada 2 Juli 2025.
Kapitalisme sering dipuji karena dianggap mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Namun, di balik pencapaian tersebut, tersimpan kekacauan dalam struktur kepemilikan. Kapitalisme menjadikan kepemilikan sebagai hak mutlak individu tanpa batasan sosial atau moral. Hasilnya, kepemilikan yang semestinya ditata demi kesejahteraan bersama justru berubah menjadi alat eksploitasi oleh segelintir orang yang berkuasa.
Berbeda dengan kapitalisme, Islam memiliki sistem kepemilikan yang jelas dan terstruktur. Kepemilikan dalam Islam dibagi menjadi tiga jenis utama: kepemilikan individu (Milkiyah Fardiyyah), kepemilikan umum (Milkiyah ‘Ammah), dan kepemilikan negara (Milkiyah Daulah). Ketiga jenis kepemilikan ini memiliki peran masing-masing dan disusun untuk memastikan keadilan serta keseimbangan dalam masyarakat.
Kepemilikan individu atau Milkiyah Fardiyyah mencakup segala harta yang diperoleh secara sah oleh seseorang melalui jalur syar’i, seperti warisan, jual beli, hadiah, atau hibah. Contohnya termasuk rumah, kendaraan, pakaian, dan alat kerja. Dalam Islam, kepemilikan ini dilindungi, namun tidak bersifat mutlak. Pemilik tetap memiliki kewajiban sosial seperti membayar zakat dan membantu sesama.
Perubahan iklim saat ini terjadi jauh lebih cepat dibandingkan kemampuan hutan untuk menyesuaikan diri. Sementara suhu global meningkat hanya dalam hitungan dekade, pohon-pohon di hutan membutuhkan waktu 100 hingga 200 tahun untuk menyesuaikan diri. Hal ini mengakibatkan ketidaksesuaian antara kecepatan perubahan iklim dan kemampuan alami ekosistem hutan untuk beradaptasi.
Penelitian terbaru dari Syracuse University yang diterbitkan dalam jurnal Science pada 4 Juli 2025 mengungkap bahwa hutan-hutan di belahan bumi utara mengalami keterlambatan adaptasi hingga dua abad dalam merespons perubahan iklim. Dengan menggunakan data serbuk sari purba dari inti sedimen dan metode analisis spektral, para ilmuwan berhasil memperkirakan seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh populasi pohon untuk bergeser akibat perubahan iklim.
Sebelum perubahan iklim ekstrem terjadi dalam satu abad terakhir, pohon-pohon dapat bermigrasi perlahan ke arah selatan saat zaman es terjadi, lalu kembali ke utara ketika suhu bumi menghangat. Migrasi ini didorong oleh angin dan hewan yang menyebarkan biji. Namun, saat ini perubahan iklim terjadi terlalu cepat. Pohon-pohon yang berumur panjang tidak bisa bergerak cepat, dan regenerasi alami mereka terlalu lambat.
James Black adalah sosok luar biasa di dunia kedokteran modern. Ia menciptakan dua kelompok obat revolusioner yang telah menyelamatkan jutaan nyawa: beta blocker untuk penyakit jantung dan histamin antagonis untuk sakit maag. Berkat penemuan ini, ia dianugerahi Penghargaan Nobel di bidang Kedokteran pada tahun 1988.
Black bukan sekadar ilmuwan biasa. Ia memperkenalkan pendekatan baru dalam menciptakan obat, yaitu dengan merancang molekul sintetis yang mampu menghalangi molekul alami penyebab penyakit di dalam tubuh. Pendekatan ini bukan hanya inovatif, tetapi juga menjadi fondasi bagi banyak penemuan obat modern setelahnya.
Obat ciptaannya, propranolol dan cimetidine, bukan hanya populer, tetapi menjadi yang paling banyak diresepkan pada masanya. Cimetidine bahkan mencetak sejarah sebagai obat resep pertama yang menghasilkan penjualan lebih dari satu miliar dolar.
Lahir pada 14 Juni 1924 di kota kecil Uddingston, Skotlandia, James Black tumbuh dalam keluarga sederhana. Ayahnya seorang mantan penambang yang kemudian menjadi insinyur pertambangan lewat pendidikan malam. Ibunya seorang penganut Baptis yang taat, namun keluarga mereka tetap hangat dan penuh musik.
Pada masa awal Islam, tepatnya di era Khulafaurrasyidin, penegakan hukum tak hanya dijalankan sebagai kewajiban administratif, tetapi menjadi cermin dari nilai-nilai spiritual dan moral pemimpin. Para khalifah pertama dalam sejarah Islam dikenal tidak hanya karena kepiawaian mereka dalam memimpin, tetapi juga karena ketegasan dan keadilan dalam menjalankan hukum, bahkan kepada orang-orang terdekat mereka. Ini menjadi teladan penting bagi dunia modern dalam membangun sistem hukum yang bersih dan berintegritas.
Khalifah Umar bin Khattab menjadi tokoh yang sangat dikenal dalam konteks penegakan hukum. Ia dikenal tegas, berani, dan tidak pandang bulu dalam menjalankan aturan. Ketika seorang anak pejabat melakukan pelanggaran, Umar tetap menjatuhkan hukuman sebagaimana mestinya, tanpa memberikan keistimewaan sedikit pun. Ia juga menerapkan sistem pengawasan terhadap para pejabat dan hakim, termasuk menerima laporan dari rakyat secara langsung.
Tidak kalah penting adalah peran Abu Bakar As-Siddiq, khalifah pertama, yang meletakkan dasar moral kepemimpinan Islam. Dalam pidato pertamanya, ia menyampaikan bahwa jabatan bukanlah kehormatan, melainkan amanah yang akan dipertanggungjawabkan. Ia memberi ruang kepada rakyat untuk mengkritik dan mengoreksi kebijakan, sebuah praktik yang menggambarkan keterbukaan dan partisipasi publik yang sangat maju untuk zamannya.