Technoscience

Kinetika Surgawi

Pernahkah kita membayangkan jika suatu ketika perjalanan wisata berkembang menjadikan perjalanan antar planet sebagai destinasi wisata? Tentu ini akan menjadi peristiwa yang langka, yang mungkin hanya diminati oleh segelintir manusia. Ya, khususnya tentu para astronot.

Sementara itu bos SpaceX, Elon Musk sudah sejak lama mengungkapkan idenya untuk manusia bisa pindah ke Mars. Dengan alasan demi kelangsungan peradaban sebab Matahari disebut akan menelan Bumi dan planet ini akan hancur.

Selain mahal, perjalanan semacam itu membutuhkan nyali yang besar, serta waktu tempuh yang lumayan lama.

Jumlah waktu yang dibutuhkan dari Bumi untuk sampai ke planet lain berbeda-beda pada setiap perjalanan. Itu tergantung pada posisi planet pada satu waktu, karena jarak antara planet dan Bumi terus berubah.

Pada tahun 2008, seorang pebinsis asal kelahiran London, Inggris Richard Branson menguraikan visinya di masa depan, yang dinamai Virgin Galactic. Visi itu merupakan keinginan untuk mengembangkan hotel di luar angkasa.

Kinetika Surgawi Read More »

Kacamata Supraverse

Tentu mencari kacamata dengan spesifikasi atau merek ini “Supraverse”, tidak akan kita temukan di pemilik Ray-Ban Essilor Luxottica. Kenapa? Memang kacamata ini secara fisik belum ada yang produksi, baik lewat perusahaan apalagi perseorangan.

Terus, apa pentingnya ‘kacamata’ supraverse? Ini tentang ‘perspektif’ yang tentu penting bagi siapa saja yang meyakini kehidupan akhirat.

Kacamata ini bukanlah antitesa dari kacamata multiverse, yang saat ini dikembangkan oleh pemilik Facebook, Mark Zuckerberg bekerjasama dengan pemilik Ray-Ban Essilor Luxottica.

Kacamata multiverse bermerek Ray-Ban yang dikembangkan oleh Facebook tersebut merupakan salah satu langkah pertama menciptakan kacamata futuristik yang menambah dunia nyata dengan data atau grafik dari Internet.

Kacamata pintar yang disebut kacamata augmented reality ini, merupakan kacamata virtual di mana pengguna akan dapat ‘berteleportasi’ ke ruang digital menggunakan teknologi AR dan VR.

Tidak hanya Mark Zuckerberg yang kepincut dengan dunia metaverse, founder Microsoft, Bill Gates turut meramalkan bahwa tahun depan akan banyak orang yang mulai melakukan kegiatan kantor melalui metaverse.

Kacamata Supraverse Read More »

Ecosystem Restoration

Sumber: www.iucn.org

Sejak 2020, hasil penelitian para ilmuwan menemukan hal yang mengejutkan tentang bumi. Mereka menemukan bahwa bumi mulai berputar lebih cepat, yang mengakibatkan hari-hari menjadi lebih pendek.

Setidaknya, perputaran bumi saat ini lebih cepat dibanding kapan pun dalam 50 tahun terakhir. Menurut catatan selama 50 tahun terakhir, rekor 28 hari tercepat atau terpendek terjadi pada 2020. Ini karena bumi menyelesaikan rotasi di sekitar porosnya lebih cepat sekian milidetik daripada rata-rata.

Sayangnya hingga saat ini, para ilmuwan belum mendapatkan alasan yang meyakinkan terkait mengapa terjadi peningkatan laju rotasi bumi tersebut. Sementara itu, pada tahun 2021 diperkirakan bumi akan berputar lebih cepat dari biasanya.

Hal tersebut membuat waktu seolah terasa lebih singkat, di mana rata-rata hari berlangsung 0,5 detik lebih pendek dari hitungan sempurna 24 jam.

Walaupun demikian, para peneliti meyakini bahwa kondisi ini hanyalah bersifat sementara, yang akan kembali normal di masa-masa mendatang.

Sesungguhnya bagi seorang muslim, sangat meyakini bahwa segala kejadian yang menimpa bumi dan segenap isinya tidak terlepas dari kehendak Allah SWT.

Allah SWT menghubungkan segala kejadian di bumi bersifat sebab akibat. Kerusakan dan kebaikan kehidupan bumi terkait dengan baik buruknya perilaku manusia.

Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Rum[30]:41, “telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). “

Jika demikian, apakah mungkin memendeknya putaran waktu berhubungan dengan kelalaian manusia? Jawabannya adalah wallahu a’lam bishshowab.

Ecosystem Restoration Read More »

WakatobiAIS dan Tragedi Perairan Batang

Sumber foto: www.liputan6.com

“Kapal nelayan berbobot 30 gross ton milik Hermanto warga Kelirahan Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang mengalami kecelakaan di perairan utara Batang, dua orang dari 14 orang yang berada di kapal Berkah Abadi berhasil ditemukan selamat, sisanya masih dalam belum ketemu”. Demikian www.liputan6.com membuka pewartaaannya terkait tragedi kecelakaan laut di perairan Batang pada 14 Januari 2021 (https://www.liputan6.com/regional/read/4456742/tragedi-tabrakan-kapal-tengah-malam-12-nelayan-hilang-di-perairan-batang).

Kejadian ini mengingatkan kita pada peristiwa kecelakaan laut pada 2 Januari 2019. Peristiwa tersebut menimpa tiga nelayan Banten yang terlibat kecelakaan laut dengan Kapal Baruna Jaya 1 milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang sedang melakukan survey (https://pusriskel.litbang.kkp.go.id/index.php/en/home/2169-hikmah-tragedi-baruna-jaya-i-saatnya-wakatobiais-selamatkan-nelayan).

Kita juga masih ingat kejadian yang menimpa Aldi, seorang nelayan Minahasa Utara yang 1,5 bulan hanyut terombang-ambing hingga di Perairan Laut Jepang tahun 2018 (https://pusriskel.litbang.kkp.go.id/index.php/en/component/content/article/36-berita/2056-kenapa-aldi-life-of-pi-bisa-hanyut-ke-guam-ini-penjelasannya).

WakatobiAIS dan Tragedi Perairan Batang Read More »