Lingkungan

Revolusi Hijau: Mengungkap Manfaat Pertanian Organik

Sumber: UN Biodiversity

Di tengah tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan, pergeseran menuju praktik berkelanjutan menjadi sangat mendesak. Salah satu inisiatif unggul dalam hal ini adalah praktik pertanian organik. Artikel ini mengulas sejumlah manfaat yang luas dari praktik pertanian organik, sebagaimana diilustrasikan dalam infografis yang menyertai tulisan ini.

Pertanian organik menerapkan pendekatan sistemik yang tidak hanya dapat meredam dampak perubahan iklim, tetapi juga memperkuat keanekaragaman hayati. Pendekatan ini mencakup strategi yang bertujuan untuk menciptakan sistem pertanian yang tangguh, mampu bertahan dalam kondisi iklim yang tidak menentu sambil melindungi serta meningkatkan keanekaragaman hayati.

Manfaat Terhadap Iklim

Pusat dari praktik pertanian organik adalah pengurangan emisi dan peningkatan sekuestrasi karbon. Dengan menghindari penggunaan pupuk dan pestisida sintetis, praktik ini membantu meminimalkan emisi gas rumah kaca. Pemberian bahan organik ke dalam tanah juga meningkatkan kapasitas tanah untuk menyerap karbon, memberikan kontribusi signifikan pada pengurangan tingkat CO2 di atmosfer.

Revolusi Hijau: Mengungkap Manfaat Pertanian Organik Read More »

3 Juli, International Plastic Bag Free Day

Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia atau International Plastic Bag Free Day 2023 diperingati pada Senin, 3 Juli 2023. Tidak ada tema spesifik yang ditetapkan untuk peringatan ini tetapi tetap fokus pada menghilangkan penggunaan plastik sekali pakai dan meningkatkan kesadaran tentang hal yang sama.

Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia bertujuan untuk menciptakan dunia bebas plastik dan mendorong solusi yang berkelanjutan. Hari ini melayani sebagai pengingat bagi individu, komunitas, dan bisnis di seluruh dunia untuk mengurangi ketergantungan mereka pada kantong plastik dan menemukan solusi yang lebih berkelanjutan.

Inisiatif ini dimulai oleh kampanye Bag Free World, sebuah gerakan global yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai. Kampanye ini diluncurkan pada tahun 2008 oleh sekelompok organisasi dan individu yang peduli tentang dampak lingkungan dari kantong plastik.

Perayaan Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia bertujuan untuk menciptakan kesadaran kolektif dan mendorong individu, komunitas, dan bisnis untuk mengambil langkah-langkah menuju mengurangi ketergantungan mereka pada kantong plastik, mempromosikan alternatif yang berkelanjutan dan bekerja menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

3 Juli, International Plastic Bag Free Day Read More »

Siklon Herman dan Vorteks Seroja

Pada 29-30 Maret 2023 diklaim terjadi Siklon Tropis Herman di wilayah Sumatra dan Jawa. Siklon tropis ini terbentuk membesar kurang dari 24 jam dan ditetapkan sebagai bibit siklon 96S di Samudra Hindia sebelah barat daya Sumatra. Badai siklon tersebut berdasarkan ukurannya berpotensi menjadi supersiklon.

Pergerakan Siklon Tropis Herman menurut Erma Yulihastin, peneliti klimatologi di Pusat Iklim dan Atmosfer BRIN, hanya akan berputar-putar di lokasi yang relatif sama hingga 3 April mendatang.

Siklon tropis sendiri merupakan sistem tekanan rendah yang terbentuk di atas perairan hangat tropis atau subtropis. Siklon tropis umumnya memengaruhi wilayah yang luas dan menyebabkan cuaca buruk seperti hujan lebat, angin kencang, serta gelombang laut tinggi.

Prediksi tersebut menggunakan data Satellite-based Disaster Early Warning System (SADEWA) yang dikembangkan Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN.

Sementara itu, Deputi Meteorologi BMKG Guswanto (30/03/2023), menyampaikan bahwa Siklon Tropis Herman memiliki kecepatan angin maksimum 55 knot dan tekanan udara minimum sebesar 987 milibar (mb). Siklon Herman berpotensi memicu gelombang tinggi 1,25-2,5 meter di Teluk Lampung, perairan Bengkulu, dan perairan selatan Jawa Timur. Selain itu, berpotensi menghasilkan gelombang lebih tinggi dengan kisaran 2,5-4 meter di perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan barat Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung, Teluk Lampung bagian selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Tengah, dan Samudera Hindia selatan banten hingga Jawa Timur. Intensitas Siklon Tropis Herman dalam 24 jam ke depan akan menurun dan menjauhi Indonesia bergerak ke arah Timur-Tenggara.

Siklon Herman dan Vorteks Seroja Read More »

Oh, Ternyata Ini Buaya Asli Wakatobi?

Mengawali tulisan ini, pertama-tama saya ingin meminta maaf. Tulisan tentang tema buaya ini adalah yang kedua dan terpublikasi setelah dalam rentang waktu yang lumayan lama . Saya tidak bermaksud membesar-besarkan soal buaya ini. Tetapi poin saya adalah membangun literasi bersama tentang makhluk predator ini, kita saling membelajarkan. Mudah-mudahan tidak membosankan.

Kemudian yang kedua adalah saya ingin memperjelas terkait adanya klaim bahwa di Wakatobi terdapat buaya spesies lokal, yang disampaikan oleh beberapa pihak ketika merespon tulisan saya sebelumnya (lihat: https://sunashadi.com/2022/06/26/asal-buaya-wakatobi/). Saya mendapatkan konfirmasi dari beberapa pihak mengenai informasi perjumpaan warga dengan buaya di sejumlah tempat: Tomia, Kaledupa, dan Kapota.

Saya berterima kasih kepada sejumlah kawan-kawan di platform facebook yang telah membagikan sebanyak 74 kali (sampai dengan pukul 21:11 WITA 28 Juni 2022), mendapatkan respon ‘suka’ 54 kali, dan komentar 41 kali. Sementara itu kunjungan pada situs saya (https://sunashadi.com) berkenaan dengan judul tersebut mencapai 700-an, suatu respon yang luar biasa. Sekali lagi terima kasih.

Oh, Ternyata Ini Buaya Asli Wakatobi? Read More »

Asal Buaya Wakatobi

Sejak sore, 25 Juni 2022 warga Waha Raya (sebutan untuk wilayah pemekaran Desa Waha: Sombu, Wapia-pia, Waha, dan Koroe Onowa) dihebohkan oleh kabar perjumpaan warga dengan buaya di area perairan laut setempat. Setidaknya ada 2 orang warga yang menyatakan melihat langsung, dan 1 orang warga terindikasi melihatnya secara sepintas.

Saya tidak sempat mendapatkan informasi dari 2 warga yang kabarnya melihat langsung. Satu di antaranya saya sudah ajak untuk berkabar melalui whatsapp (inisial AJR), namun hingga artikel ini ditulis, yang bersangkutan belum memberikan respon. Hanya saja, ia telah mengabarkan kejadian yang dijumpainya secara terbuka melalui akun facebooknya, lalu diedarkan oleh banyak akun whatsapp melalui pesan screenshoot.

Satu warga yang terindikasi melihatnya (Inisial ASR), menceritakan jika beberapa waktu menjelang matahari terbenam, ia melihat ada obyek yang disangkanya merupakan batang pohon yang lumayan besar. Berhubung waktu tak lama lagi akan masuk waktu Magrib, ia memutuskan untuk mengambilnya. Ketika ia mendekat, tiba-tiba obyek tersebut bergerak membenamkan diri ke dalam laut. Ia kaget bukan kepalang, ia segera pulang dan mendayung sampan secepat-cepatnya, karena ketakutan.

Asal Buaya Wakatobi Read More »

Negara Emisi Rendah

Penggunaan sumber energi terbarukan di dunia dibedakan sebanyak 5 jenis: geothermal, hydropower, biomass, tenaga surya (solar), dan tenaga angin (wind). Kontribusi kelistrikannya pada tahun 2021 adalah: energi geothermal berkontribusi sebesar <1%, hydropower 15,3%, biomass 2.3%, solar 3.7%, dan wind 6.6%. Dengan demikian penggunaan energi hydropower (dam, turbin, dsb) merupakan yang tertinggi, dan yang terendah adalah energi geothermal.

Lalu bagaimana kontribusi masing-masing negara di dunia dalam penggunaan energi terbarukan, khususnya penggunaan energi solar dan windpower pada tahun 2021?

Data dari https://elements.visualcapitalist.com menunjukkan bahwa Denmark dan Uruguay memberikan kontribusi tertinggi, masing-masing sebesar 51.9% dan 46.7%. Sementara itu, kontribusi terendah dapat dilihat antara lain pada negara Papua New Guinea juga Myanmar, masing-masing sebesar 0.0% dan 0.1%.

Bagaimana dengan Indonesia? Data di atas Indonesia menunjukkan kontribusi sebesar 0.2%, termasuk terendah di Asia Tenggara.

Negara Emisi Rendah Read More »

Dari Katsuwonus pelamis ke Nabi Sulaiman as

Bersama Dekan FIKP Universitas Hasanuddin, Safruddin, S.Pi., MP.,Ph.D

—Saya memulai tulisan ini dengan menyampaikan disclaimer lebih awal: artikel ini tentu tak seheboh judulnya.—

Sebuah kebanggaan mendapatkan kesempatan akademik dari Pak Safruddin (Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin) terkait topik oseanografi perikanan.

Salah satu penjelasan yang cukup menggelitik pada kesempatan tersebut adalah ketika beliau menjelaskan tentang migrasi ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di beberapa tempat, khususnya di Negara Jepang. Diskusi berlanjut hingga membahas secara singkat mukjizat Nabi Sulaiman as.

Saya mendapatkan beberapa insight dari penjelasannya: perikanan merupakan dunia yang kompleks, bahkan jauh lebih kompleks dari pekerjaan seorang dokter (pada satu sisi). Seorang dokter mendiagnosa penyakit seseorang dengan cara mendapatkan penjelasan langsung dari pasiennya mengenai berbagai keluhannya.

Begitupun pula pada dunia peternakan, seorang dokter hewan bisa mendapatkan petunjuk tentang penyakit ternaknya dari penampakan visual secara spontan, tanpa perlu menyelam atau menggunakan interprestasi instrumen tertentu secara kompleks sebagai pendekatan sebagaimana pada dunia perikanan.

Dari Katsuwonus pelamis ke Nabi Sulaiman as Read More »

Knot Amal

Pada 22 Desember 2021, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) telah menyampaikan potensi terjadinya bibit siklon tropis di Indonesia.

Suspek area potensi yang akan berdampak pada kondisi cuaca dan gelombang signifikan, berada di sekitar perbatasan wilayah laut Timor dan Arafura, atau sekitar perairan selatan Kepulauan Tanimbar (Saumlaki).

Salah satu area yang terdampak adalah wilayah Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi Sulawesi Tenggara. Pada Kamis (24/12/ 2021) terjadi angin ribut disertai hujan lebat pada 06.00 WITA sekitar 1 jam, dengan kecepatan 25 Knot atau setara dengan 46,3 km/jam.

Berdasarkan kelas kecepatan angin (Beaufort), angin kencang yang terjadi di Pulau Wangi-Wangi, masih terkategori sebagai angin ribut, yakni berkisar 45 – 54 km/jam.

Tentu ini masih jauh di bawah badai yang pernah menimpa Pulau Marshall di dekat Filipina pada tahun 1979, berupa badai Topan Tip dengan kecepatan angin 305 km/jam. Kecepatan ini menenggelamkan kapal dan menyebabkan banyak nelayan meninggal dunia.

Badai TopanTip ini disebut sebagai salah satu badai terhebat sepanjang sejarah bumi.

Adapun skala angin menurut Beaufort adalah sebagai berikut:
Skala 0 (0-1 km/jam): angin reda, tiang asap tegak
Skala 1 (2-6 km/jam): angin sepoi-sepoi, tiang asap miring
Skala 2 (7-12 km/jam): angin lemah, daun bergerak
Skala 3 (13-18 km/jam): angin sedang, ranting bergerak
Skala 4 (19-26 km/jam): angin agak keras, dahan bergerak
Skala 5 (27-35 km/jam): angin keras, batang pohon bergerak
Skala 6 (36-44 km/jam): angin sangat keras, batang pohon besar bergerak
Skala 7 (45-54 km/jam): angin ribut, dahan patah
Skala 8 (55-65 km/jam): angin ribut hebat, pohon kecil patah
Skala 9 (66-77 km/jam): angin badai, pohon besar tumbang
Skala 10 (78-90 km/jam): angin badai hebat, rumah roboh
Skala 11 (91-104 km/jam): angin taufan, benda berat berterbangan
Skala 12 (>105 km/jam): angin taufan hebat, benda beterbangan sejauh beberapa km

Skala-skala kecepatan ini, mengingatkan kita pada titian menuju surga, di mana manusia akan menempuhnya dengan skala kecepatan berdasarkan ‘knot’ amalan-amalan mereka di dunia.

Para ulama mengatakan, titian itu amat halus dan amat tajam serta amat licin sekali.

Menurut Al Fudhail bin ‘Iyadh, titian itu panjangnya 16.000 tahun perjalanan, padanya 5.000 pendakian (naik) dan 5.000 lembah (menurun) dan 5.000 tempat yang datar.

Orang-orang yang baik, yang kebajikannya lebih berat dari kejelekannya akan dapat menempuh titian itu dengan selamat dengan berbagai skala kecepatan menurut amal masing-masing.

Ada yang lambat, ada pula yang lebih cepat dari kilat. Mereka lalu berbondong-bondong masuk ke dalam surga.

Sedangkan orang-orang jahat tidak mungkin dapat melalui titian itu. Mereka jatuh tergelincir, akhirnya berbondong-bondong pula masuk ke dalam neraka.

Setidaknya ada sepuluh skala kecepatan saat melalui titian tersebut. Manusia yang pertama kali menginjakkan kakinya di titian (shirath) adalah Nabi Muhammad SAW, dia akan memimpin kumpulan-kumpulan umatnya dalam menyeberangi titian tersebut.

Kumpulan pertama melintas laksana kilat yang memancar. Disusul kumpulan kedua yang melintas seperti hembusan angin yang kencang. Kemudian kumpulan ketiga yang melintas seperti penunggang kuda yang baik/tercepat. Berikutnya kumpulan keempat yang melintas bak burung terbang yang cepat. Dan kumpulan yang kelima laksana orang berlari.

Selain itu, ada kumpulan keenam yang melintas dengan berjalan. Disusul kumpulan ketujuh yang melintas berdiri dan duduk karena dahaga dan penat yang terasa. Dosa-dosa terpikul di atas belakang mereka.

Kemudian kumpulan kedelapan menarik muka-muka mereka dengan rantai karena terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka. Kumpulan ini begitu amat bergantungnya pada pertolongan Nabi Muhammad SAW.

Berikutnya kumpulan kesembilan dan kesepuluh tertinggal di atas titian, mereka tidak diizinkan untuk menyeberang.

Terkait dengan angin kencang dari bibit siklon tropis ini, Sebagian orang mungkin membuat kesimpulan bahwa, kejadian tersebut, adalah peristiwa biasa yang alamiah. Namun, bagi seorang muslim pasti meyakini bahwa, semua peristiwa di muka bumi ini, tak ada yang kebetulan terjadi, tetapi kesemuanya dalam izin dan pengetahuan Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam QS. al-An’aam: 59,

“Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”

Oleh karena itu, jangankan angin kencang yang telah menyebabkan pepohonan bertumbangan, dedaunan dan biji-bijian kering yang jatuh di tengah malam gelap gulita, pasti terjadi atas izin dan pengetahuan Allah SWT.

Maka dari itu, sekecil apapun tanda-tanda alam, termasuk angin kencang yang baru saja terjadi, hendaknya kita dapat mengambil ibrah, bahwasanya sehebat apapun kita manusia, ternyata kita tak memiliki kuasa apapun untuk menghindar dari azab Allah SWT, termasuk kematian, jika tanpa perlindungan dari Allah SWT.

Sesungguhnya di bumi ini terdapat tentara-tentara Allah yang tidak hanya berasal dari golongan malaikat, Nabi dan Rasul serta orang-orang sholeh. Tetapi juga, bala tentara Allah dapat berasal dari berbagai benda di alam raya ini.

Matahari pernah menahan agar tidak terbenam terlebih dahulu untuk membantu salah satu nabi dalam mengalahkan musuh. Dengan demikian, matahari adalah tentara Allah SWT.

Laut, berubah menjadi daratan kering, menyelamatkan Nabi Musa as dan pengikutnya. Laut adalah tentara Allah SWT.

Demikian pula angin, hujan, dan lain sebagainya, sewaktu-waktu dapat menjadi tentara Allah SWT, untuk menjadi penolong manusia ataupun menjadi azab pada manusia, jika manusia berkubang dalam kemaksiatan kepada Allah SWT.

Setiap kemaksiatan, baik besar ataupun kecil, akan menjadikan rusaknya kehidupan kita, hilangnya keberkahan hidup kita, bahkan ketika kemaksiatan itu menjadi tersebar merata, maka dampak kerusakannya juga merata.

Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan manusia dalam haditsnya, terkait 5 jenis bencana yang mengancam kaum muslimin.

Dalam Riwayat Ibnu Majah, Rasulullah Saw, bersabda,

“Lima perkara apabila kalian mendapat cobaan dengannya, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mengalaminya: tidaklah kekejian/perzinahan menyebar di suatu kaum, hingga mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha’un dan kelaparan yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka, tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran kecuali mereka akan disiksa dengan kemarau berkepanjangan dan penguasa yang zhalim, tidaklah mereka enggan membayar zakat harta-harta mereka kecuali langit akan berhenti meneteskan air untuk mereka, kalau bukan karena hewan-hewan ternak niscaya mereka tidak akan beri hujan, tidaklah mereka melanggar perjanjian mereka dengan Allah dan Rasul-Nya, kecuali Allah akan menjadikan musuh mereka (dari kalangan selain mereka) berkuasa atas mereka, lalu musuh tersebut mengambil sebagian apa yang mereka miliki. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan mereka memilih-milih apa yang diturunkan Allah, kecuali Allah akan menjadikan bencana di antara mereka.”

Knot Amal Read More »

Derajat Bumi

Kalau kita mengamati keadaan cuaca akhir-akhir ini, nampak bahwa daerah kita masih berada pada musim hujan.

Kondisi ini sangat berbeda dengan cuaca di Sejumlah negara di kawasan bumi utara. Diberitakan, pada satu pekan terakhir ini, mereka merasakan cuaca panas yang luar biasa.

Saking panasnya cuaca tersebut, maka kondisinya digambarkan seolah-olah seperti hawa api neraka yang bocor dan menyapa bumi.

Gelombang panas menerpa Lithuania mencapai suhu 32 derajat Celcius, 35 derajat Celcius di sejumlah daerah Polandia, 36 derajat Celcius di sejumlah wilayah Jerman.

Kemudian Negara-negara Balkan, termasuk Bosnia dilaporkan bakal mencapai 39 derajat Celcius pada beberapa hari mendatang.
Suhu panas seperti ini setara dengan suhu panas bagi orang yang lagi sakit demam.

Kenaikan suhu ini merupakan yang tertinggi semenjak dunia memulai pengukuran suhu bumi secara modern dengan menggunakan termoneter sejak tahun 1850.

Sebelumnya suhu bumi terpanas terjadi pada tahun 2005 lalu, namun, saat ini, data suhu bumi menunjukkan bahwa, telah terjadi kenaikan suhu bumi sebesar dua kali lipat.

Derajat Bumi Read More »

Destinasi Sadar Bencana

sumber: www.tripzilla.id

Sejak 2016 telah muncul diskusi dan perdebatan tentang pembentukan Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Wakatobi atau populer disebut BOP Wakatobi.

Santer juga terdengar informasi terkait luas lahan yang diperuntukkan untuk kebutuhan tersebut. Yakni seluas 1.000 hektar, terdiri atas: Wangi-Wangi 500 hektar, Kaledupa 200 hektar, Tomia dan Binongko masing-masing 150 hektar.

Tak cukup sampai di situ, beredar juga kabar tentang besaran anggaran yang akan masuk ke Sulawesi Tenggara ketika Wakatobi menjadi BOP. Yakni mencapai Rp 25 Triliun, yang diperkirakan satu tahun setelah Wakatobi menjadi BOP.

Anggaran sebanyak itu, akan diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata: bandara, dermaga, air bersih, jalan raya, transportasi, dan lain sebagainya.

Terakhir, 3 Juni 2021 beredar kabar jika Peraturan Presiden (Perpres) tentang Badan Otorita Pengelola (BOP) Kawasan Pariwisata Wakatobi telah ditandatangani oleh Pak Presiden Ir. Jokowi. Informasi tersebut datang dari akun Facebook Ir HUGUA, Bupati Wakatobi dua periode.

Destinasi Sadar Bencana Read More »