Sunashadi

Negeri Pemuasan

Dalam 2 tahun terakhir ini, dunia dihebohkan dengan hasil teknologi yang diproduksi oleh Peneliti Korea Selatan maupun China. Apa gerangan teknologi yang mereka hasilkan, yang telah menghebohkan dunia tersebut? Ternyata mereka membuat teknologi yang disebut sebagai teknologi matahari buatan.

Matahari buatan Korea Selatan tahun lalu menghasilkan plasma bersuhu tinggi, dilaporkan lebih dari 100 juta derajat Celsius, namun hanya berlangsung 20 detik. Sementara itu China bulan lalu mencatatkan rekor, telah berhasil membuat matahari buatan dengan suhu mencapai 70 juta derajat Celsius.

Teknologi matahari buatan tersebut bahkan melebihi suhu inti matahari yang sebenarnya, yakni 15 juta derajat Celsius. Hanya saja teknologi buatan manusia tersebut (misalnya China) sejauh ini hanya menyala selama 17 menit.

Teknologi matahari buatan ini menghasilkan energi nuklir, dibuat dalam rangka mencari solusi mengatasi krisis energi di bumi dan menghasilkan energi bersih untuk menggantikan ketergantungan pada batubara dan minyak bumi.

Negeri Pemuasan Read More »

Warning 5,8

Pada 5 Januari 2022, pukul 03.55 WITA (dini hari menjelang subuh), Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari melaporkan telah terjadi gempa pada jarak 182 km Timur Laut Wakatobi, pada kedalaman 569 Km.

Kejadian ini bahkan dinarasikan secara berlebihan pada salah satu chanel youtube, membubuinya dengan judul: SULAWESI PORAK PORANDA! Baru Saja Gempa 5,8 M Getarkan Wakatobi, Warga Histeris Ketakutan.

Alhamdulillah, gempa yang terjadi tersebut, di saat sebagian besar masyarakat Wakatobi masih tertidur lelap, masih dalam skala gempa yang tidak menimbulkan bencana dan marabahaya.

Alhamdulillah, kebaikan dan keselamatan ini, bisa jadi oleh karena di Wakatobi, masih ada ikhtiar menegakkan agama Allah SWT, dengan ibadah, dengan dakwah, ataupun dengan seruan-seruan amar ma’ruf nahi mungkar. 

Walaupun sebagian besar manusia tak menyadari, jika upaya memakmurkan masjid dengan sholat-sholat wajib dan sunnah adalah bagian besar dari kegiatan pembangunan.

Banyak yang tidak menyadari, jika seruan dakwah, sholat tahajud, berjalannya hamba-hamba Allah dalam gelap dan dinginnya subuh adalah bagian dari partisipasi pembangunan dari hamba-hamba Allah yang melakukannya.

Warning 5,8 Read More »

Knot Amal

Pada 22 Desember 2021, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) telah menyampaikan potensi terjadinya bibit siklon tropis di Indonesia.

Suspek area potensi yang akan berdampak pada kondisi cuaca dan gelombang signifikan, berada di sekitar perbatasan wilayah laut Timor dan Arafura, atau sekitar perairan selatan Kepulauan Tanimbar (Saumlaki).

Salah satu area yang terdampak adalah wilayah Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi Sulawesi Tenggara. Pada Kamis (24/12/ 2021) terjadi angin ribut disertai hujan lebat pada 06.00 WITA sekitar 1 jam, dengan kecepatan 25 Knot atau setara dengan 46,3 km/jam.

Berdasarkan kelas kecepatan angin (Beaufort), angin kencang yang terjadi di Pulau Wangi-Wangi, masih terkategori sebagai angin ribut, yakni berkisar 45 – 54 km/jam.

Tentu ini masih jauh di bawah badai yang pernah menimpa Pulau Marshall di dekat Filipina pada tahun 1979, berupa badai Topan Tip dengan kecepatan angin 305 km/jam. Kecepatan ini menenggelamkan kapal dan menyebabkan banyak nelayan meninggal dunia.

Badai TopanTip ini disebut sebagai salah satu badai terhebat sepanjang sejarah bumi.

Adapun skala angin menurut Beaufort adalah sebagai berikut:
Skala 0 (0-1 km/jam): angin reda, tiang asap tegak
Skala 1 (2-6 km/jam): angin sepoi-sepoi, tiang asap miring
Skala 2 (7-12 km/jam): angin lemah, daun bergerak
Skala 3 (13-18 km/jam): angin sedang, ranting bergerak
Skala 4 (19-26 km/jam): angin agak keras, dahan bergerak
Skala 5 (27-35 km/jam): angin keras, batang pohon bergerak
Skala 6 (36-44 km/jam): angin sangat keras, batang pohon besar bergerak
Skala 7 (45-54 km/jam): angin ribut, dahan patah
Skala 8 (55-65 km/jam): angin ribut hebat, pohon kecil patah
Skala 9 (66-77 km/jam): angin badai, pohon besar tumbang
Skala 10 (78-90 km/jam): angin badai hebat, rumah roboh
Skala 11 (91-104 km/jam): angin taufan, benda berat berterbangan
Skala 12 (>105 km/jam): angin taufan hebat, benda beterbangan sejauh beberapa km

Skala-skala kecepatan ini, mengingatkan kita pada titian menuju surga, di mana manusia akan menempuhnya dengan skala kecepatan berdasarkan ‘knot’ amalan-amalan mereka di dunia.

Para ulama mengatakan, titian itu amat halus dan amat tajam serta amat licin sekali.

Menurut Al Fudhail bin ‘Iyadh, titian itu panjangnya 16.000 tahun perjalanan, padanya 5.000 pendakian (naik) dan 5.000 lembah (menurun) dan 5.000 tempat yang datar.

Orang-orang yang baik, yang kebajikannya lebih berat dari kejelekannya akan dapat menempuh titian itu dengan selamat dengan berbagai skala kecepatan menurut amal masing-masing.

Ada yang lambat, ada pula yang lebih cepat dari kilat. Mereka lalu berbondong-bondong masuk ke dalam surga.

Sedangkan orang-orang jahat tidak mungkin dapat melalui titian itu. Mereka jatuh tergelincir, akhirnya berbondong-bondong pula masuk ke dalam neraka.

Setidaknya ada sepuluh skala kecepatan saat melalui titian tersebut. Manusia yang pertama kali menginjakkan kakinya di titian (shirath) adalah Nabi Muhammad SAW, dia akan memimpin kumpulan-kumpulan umatnya dalam menyeberangi titian tersebut.

Kumpulan pertama melintas laksana kilat yang memancar. Disusul kumpulan kedua yang melintas seperti hembusan angin yang kencang. Kemudian kumpulan ketiga yang melintas seperti penunggang kuda yang baik/tercepat. Berikutnya kumpulan keempat yang melintas bak burung terbang yang cepat. Dan kumpulan yang kelima laksana orang berlari.

Selain itu, ada kumpulan keenam yang melintas dengan berjalan. Disusul kumpulan ketujuh yang melintas berdiri dan duduk karena dahaga dan penat yang terasa. Dosa-dosa terpikul di atas belakang mereka.

Kemudian kumpulan kedelapan menarik muka-muka mereka dengan rantai karena terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka. Kumpulan ini begitu amat bergantungnya pada pertolongan Nabi Muhammad SAW.

Berikutnya kumpulan kesembilan dan kesepuluh tertinggal di atas titian, mereka tidak diizinkan untuk menyeberang.

Terkait dengan angin kencang dari bibit siklon tropis ini, Sebagian orang mungkin membuat kesimpulan bahwa, kejadian tersebut, adalah peristiwa biasa yang alamiah. Namun, bagi seorang muslim pasti meyakini bahwa, semua peristiwa di muka bumi ini, tak ada yang kebetulan terjadi, tetapi kesemuanya dalam izin dan pengetahuan Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam QS. al-An’aam: 59,

“Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”

Oleh karena itu, jangankan angin kencang yang telah menyebabkan pepohonan bertumbangan, dedaunan dan biji-bijian kering yang jatuh di tengah malam gelap gulita, pasti terjadi atas izin dan pengetahuan Allah SWT.

Maka dari itu, sekecil apapun tanda-tanda alam, termasuk angin kencang yang baru saja terjadi, hendaknya kita dapat mengambil ibrah, bahwasanya sehebat apapun kita manusia, ternyata kita tak memiliki kuasa apapun untuk menghindar dari azab Allah SWT, termasuk kematian, jika tanpa perlindungan dari Allah SWT.

Sesungguhnya di bumi ini terdapat tentara-tentara Allah yang tidak hanya berasal dari golongan malaikat, Nabi dan Rasul serta orang-orang sholeh. Tetapi juga, bala tentara Allah dapat berasal dari berbagai benda di alam raya ini.

Matahari pernah menahan agar tidak terbenam terlebih dahulu untuk membantu salah satu nabi dalam mengalahkan musuh. Dengan demikian, matahari adalah tentara Allah SWT.

Laut, berubah menjadi daratan kering, menyelamatkan Nabi Musa as dan pengikutnya. Laut adalah tentara Allah SWT.

Demikian pula angin, hujan, dan lain sebagainya, sewaktu-waktu dapat menjadi tentara Allah SWT, untuk menjadi penolong manusia ataupun menjadi azab pada manusia, jika manusia berkubang dalam kemaksiatan kepada Allah SWT.

Setiap kemaksiatan, baik besar ataupun kecil, akan menjadikan rusaknya kehidupan kita, hilangnya keberkahan hidup kita, bahkan ketika kemaksiatan itu menjadi tersebar merata, maka dampak kerusakannya juga merata.

Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan manusia dalam haditsnya, terkait 5 jenis bencana yang mengancam kaum muslimin.

Dalam Riwayat Ibnu Majah, Rasulullah Saw, bersabda,

“Lima perkara apabila kalian mendapat cobaan dengannya, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mengalaminya: tidaklah kekejian/perzinahan menyebar di suatu kaum, hingga mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha’un dan kelaparan yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka, tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran kecuali mereka akan disiksa dengan kemarau berkepanjangan dan penguasa yang zhalim, tidaklah mereka enggan membayar zakat harta-harta mereka kecuali langit akan berhenti meneteskan air untuk mereka, kalau bukan karena hewan-hewan ternak niscaya mereka tidak akan beri hujan, tidaklah mereka melanggar perjanjian mereka dengan Allah dan Rasul-Nya, kecuali Allah akan menjadikan musuh mereka (dari kalangan selain mereka) berkuasa atas mereka, lalu musuh tersebut mengambil sebagian apa yang mereka miliki. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan mereka memilih-milih apa yang diturunkan Allah, kecuali Allah akan menjadikan bencana di antara mereka.”

Knot Amal Read More »

Tombol-Sensor Kesejahteraan (Bagian 2/2)

Kemudian secara sosial, pencapaian kesejahteraan itu dapat divaluasi numeriknya melalui sensor-sensornya, baik sensor rasio maupun emosi sebagai bawaan alamiah dalam diri manusia.

Sistem kepribadian manusia dibangun dari potensi akalnya sebagai peralatan rasio dan potensi kehidupannya sebagai peralatan emosi.

Akal bukanlah potensi kehidupan, tetapi hanya potensi kemanusiaan. Kenapa bisa? Hewan dan tumbuhan tidak mempunyai akal, namun bisa hidup segar bugar.

Akal memiliki memori yang tersimpan dalam otak dengan kapasitas sekitar 2,5 petabyte, dan sebagai sebuah potensi, akal juga memerlukan pemenuhan.

Semakin mudah seseorang mendapatkan informasi (ilmu) dan semakin mudah seseorang memecahkan masalah berdasakan ilmu pengetahuan, semakin mudah ia merasakan kenyamanan dalam pemenuhan fungsi-fungsi akalnya. Sebaliknya, semakin sulit ia memenuhi tuntutan pemenuhan akan kepuasan akal, semakin ia dekat dengan kegelisahan.

Sensor yang kedua adalah emosi yang bersumber dari potensi kehidupan, yang terdiri dari dua subsensor utama, yakni kebutuhan jasmani (hajatul udhuwiyah) dan naluri.

Kebutuhan jasmani merupakan pemenuhan yang bersifat pasti dan tak boleh ditunda-tunda. Menunda pemenuhannya akan mengantarkan seseorang lebih dekat dengan kondisi kritisnya, karena bisa berakibat fatal, misalnya sakit, pingsan, bahkan kematian. Ini menyangkut pemenuhan kebutuhan penting, seperti makan, minum, buang air, dsb.

Semakin mudah seseorang memenuhi tuntutan dari kebutuhan jasmani, maka akan semakin terasa nyaman ia dengan kehidupannya. Sebaliknya semakin sulit ia memenuhi tuntutan dari kebutuhan jasmani tersebut, maka semakin gelisah dan kritis suasana kehidupannya.

Kemudian berikutnya terkait dengan pemenuhan naluri, yang pokoknya ada tiga macam, yakni: naluri beragama (gharizah tadayyun), naluri mempertahankan diri (gharizah baqa’) maupun naluri melestarikan keturunan (gharizah naw’).

Adalah mustahil seseorang mendapatkan kebahagiaan bila mengabaikan atau menghilangkan pemenuhan salah satu dari naluri di atas. Tidak memenuhi salah satunya, maka akan menimbulkan kegelisahan.

Orang-orang atheis di Uni Soviet (sekarang Rusia) mengaku tak meyakini adanya tuhan, namun dalam prakteknya, pemenuhan naluri tersebut dialihkan dari pengagungan kepada tuhan menjadi pengagungan kepada sosok yang lain, misalnya kepada patung idola mereka.

Untuk naluri mempertahankan diri, setiap manusia membutuhkan perlindungan, baik berupa perlindungan tempat tinggal, baju, maupun ancaman lainnya.

Sementara itu, pemenuhan naluri menyukai lawan jenis, bukanlah semata-mata sebagai perkara seksualitas semata. Tetapi lebih agung dari itu, yakni perkara melestarikan keturunan.

Mencermati uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sensor-sensor kesejahteraan merupakan fungsi pemenuhan potensi manusia dan potensi kehidupan. Terpenuhi tidaknya kesejahteraan akan terukur melalui sensor-sensor tersebut.

Semakin terpenuhi pemenuhan kedua potensi manusia di atas, maka bacaannya akan kelihatan pada sensor-sensor tersebut.

Mengingat kesejahteraan adalah kesempurnaan dan atau idealitas, maka kesempurnaan pencapaiannya setara dengan 100% = 1.

Jadi secara umum, kesejahteraan dapat diformulasikan dalam fungsi sebagai berikut:

ppM + ppK = Ks
ppM + ppK = 1
p(A) + [pKJ + pKN] = 1
p(A) + [pKJ + (pNA + pNMD + pNMK)] = 1

Dimana;
Ks = Kesejahteraan
ppM = Pemenuhan potensi manusia
ppK = Pemenuhan potensi kehidupan
p(A) = Pemenuhan kebutuhan akan akal
pKJ = Pemenuhan kebutuhan jasmani
pKN = Pemenuhan kebutuhan naluri
pNA = Pemenuhan naluri beragama
pNMD = Pemenuhan naluri mempertahankan diri, dan
pNMK = Pemenuhan naluri melestarikan keturunan

Mampukah manusia memenuhi 100% kesejahteraan mereka? Tentu sulit bagi manusia untuk memenuhinya. Namun setidaknya, dalam sistem yang baik akan cenderung mampu memenuhi sekitar 80-90%, sementara dalam sistem yang malfungsi akan ‘bermain’ di bawah 50% bahkan mayoritas di sekitar 20%.

Kenapa demikian? Karena memang dunia ini, oleh Allah SWT tidak dirancang sebagai tempat ‘pemuasan’ kebutuhan dan keinginan manusia. Tetapi Allah SWT merancang bumi ini sebagai tempat ujian untuk mementaskan amal saleh.

Sedangkan untuk negeri ‘pemuasan’ kebutuhan dan keinginan manusia itu adanya adalah di surga.

Oleh karena itu, jika ingin merasakan kesejahteraan maksimal di dunia, maka gunakanlah sistem terbaik.

Namun, itu tidak cukup memuaskan seluruh kebutuhan dan keinginan manusia. Akan tetapi, dalam sistem terbaik itu dapat menjadi jalan utama untuk mendapatkan kesejahteraan sesungguhnya, bahkan jauh di atas 100%.

Rasulullah SAW bersabda dalam Riwayat Bukhari dan Muslim,

“Telah berfirman Allah ‘Azza wa Jalla: Aku sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh apa yang tak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, tak pernah terkhayal dalam khayal manusia”

Ingatlah sabda Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa perbandingan dunia ini dan akhirat, adalah seumpama seorang pergi ke pinggir laut lalu memasukkan sebuah jari tangannya ke laut lalu mengangkatkan tangan itu.

Lanjutnya, air yang melekat pada jarinya yang basah itu adalah ibarat dunia. Sedangkan air yang tertinggal di lautan itulah akhirat.

Begitupun sabda Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa Allah SWT menciptakan 100 rahmat. Satu rahmat dibagikan kepada seluruh isi dunia ini yang merupakan manusia dan binatang-binatang, sedang 99 bagian yang lain akan dibagikan di akhirat, yakni di dalam surga.

Jadi, sederhananya, kesejahteraan di surga itu adalah 99 kali kesejahteraan dunia sekarang ini.

Wallahu a’lam bishawab.

Tombol-Sensor Kesejahteraan (Bagian 2/2) Read More »

Tombol-Sensor Kesejahteraan (Bagian 1/2)

Salah satu terma pembangunan yang dapat dikatakan seumuran dengan masyarakat manusia adalah kesejahteraan. Dan atas nama kesejahteraan pula, manusia menyepakati perlunya negara dan pemerintahannya.

Akan tetapi, usia panjang terma kesejahteraan tersebut, tidak lantas menjadikannya mudah untuk direalisasikan.

Silih berganti negara, kekuasaan, manusia, waktu, bahkan peperangan dan silang sengketa hadir untuk mengurusnya, namun mewujudkannya laksana menegakkan benang basah.

Demikian sulitkah menghadirkan kesejahteraan?

Tentu, tidak juga. Oleh karena, ada masa-masa di mana ia pernah membersamai masyarakat. Tetapi ia hadir bukan laksana musim apalagi adakadabra.

Menyebut Negeri Saba’, Kekuasaan Nabi Sulaiman, ataupun Kekuasaan Khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz, maupun Khalifah Harun ar Rasyid tentu menjadi puncak-puncak percontohan Negara Sejahtera.

Itu berarti, kesejahteraan bukanlah warisan yang diterima begitu saja, tetapi merupakan resultan dari pekerjaan sistem yang mengusahakannya.

Kesejahteraan itu tidaklah laksana memetik buah mangga, mengupas, lalu memakannya. Akan tetapi, ia laksana resep makanan yang memerlukan keahlian meraciknya, sistem memasaknya hingga menyajikannya.

Dalam buku saya ‘Islam dan Negara Kolaboratokrasi: Kritik dan Rekonstruksi Ideologis Pembangunan Masyarakat’ Jilid I, saya mengistilahkan ‘meracik pembangunan’ dengan sebutan Filosofi Kolaborasi MENO (Makanan Enak dan Nutritious).

Oleh karena itu dalam usaha meng-konstruksi kesejahteraan, dibutuhkan sistem cerdas dan keahlian sistemik.

Maknanya adalah tombol aktif kesejahteraan itu adalah sistem dan manajernya.

Namun, tidak asal ada sistem dan manajer, maka masyarakat akan sejahtera, karena ada tombol sosial yang bawaannya memang malfungsi: kapitalisme, sekulerisme, sosialisme, dan komunisme adalah contohnya.

Itulah pentingnya mengambil ibrah dari sistem sosial yang benar-benar telah terbukti sebagai tombol aktif kesejahteraan.

Salah satu sifat utama sistem cerdas adalah kemampuan metodiknya mengelola urusan-urusan warga secara total dan berkeselarasan.

Sebaliknya tombol-tombol yang cacat, bawaan sistem rusak akan menampakkan sifat kanibalisme-nya. Contohnya, jika ingin memaksimalkan aspek ekonomi, terkadang harus mengorbankan aspek sosial, dsb.

Tidak jarang, untuk alasan pendapatan, maka produksi minuman keras dilegalkan, lokalisasi prostitusi dibolehkan, termasuk perjudian dsb. Untuk alasan ini, maka aspek sosial seperti keteladanan dan moralitas menjadi terbanting ambruk. Inilah kanibalisme dalam sistem yang malfungsi.

Lanjut ke Bagian 2

Tombol-Sensor Kesejahteraan (Bagian 1/2) Read More »

Kinetika Surgawi

Pernahkah kita membayangkan jika suatu ketika perjalanan wisata berkembang menjadikan perjalanan antar planet sebagai destinasi wisata? Tentu ini akan menjadi peristiwa yang langka, yang mungkin hanya diminati oleh segelintir manusia. Ya, khususnya tentu para astronot.

Sementara itu bos SpaceX, Elon Musk sudah sejak lama mengungkapkan idenya untuk manusia bisa pindah ke Mars. Dengan alasan demi kelangsungan peradaban sebab Matahari disebut akan menelan Bumi dan planet ini akan hancur.

Selain mahal, perjalanan semacam itu membutuhkan nyali yang besar, serta waktu tempuh yang lumayan lama.

Jumlah waktu yang dibutuhkan dari Bumi untuk sampai ke planet lain berbeda-beda pada setiap perjalanan. Itu tergantung pada posisi planet pada satu waktu, karena jarak antara planet dan Bumi terus berubah.

Pada tahun 2008, seorang pebinsis asal kelahiran London, Inggris Richard Branson menguraikan visinya di masa depan, yang dinamai Virgin Galactic. Visi itu merupakan keinginan untuk mengembangkan hotel di luar angkasa.

Kinetika Surgawi Read More »

Kacamata Supraverse

Tentu mencari kacamata dengan spesifikasi atau merek ini “Supraverse”, tidak akan kita temukan di pemilik Ray-Ban Essilor Luxottica. Kenapa? Memang kacamata ini secara fisik belum ada yang produksi, baik lewat perusahaan apalagi perseorangan.

Terus, apa pentingnya ‘kacamata’ supraverse? Ini tentang ‘perspektif’ yang tentu penting bagi siapa saja yang meyakini kehidupan akhirat.

Kacamata ini bukanlah antitesa dari kacamata multiverse, yang saat ini dikembangkan oleh pemilik Facebook, Mark Zuckerberg bekerjasama dengan pemilik Ray-Ban Essilor Luxottica.

Kacamata multiverse bermerek Ray-Ban yang dikembangkan oleh Facebook tersebut merupakan salah satu langkah pertama menciptakan kacamata futuristik yang menambah dunia nyata dengan data atau grafik dari Internet.

Kacamata pintar yang disebut kacamata augmented reality ini, merupakan kacamata virtual di mana pengguna akan dapat ‘berteleportasi’ ke ruang digital menggunakan teknologi AR dan VR.

Tidak hanya Mark Zuckerberg yang kepincut dengan dunia metaverse, founder Microsoft, Bill Gates turut meramalkan bahwa tahun depan akan banyak orang yang mulai melakukan kegiatan kantor melalui metaverse.

Kacamata Supraverse Read More »

Derajat Bumi

Kalau kita mengamati keadaan cuaca akhir-akhir ini, nampak bahwa daerah kita masih berada pada musim hujan.

Kondisi ini sangat berbeda dengan cuaca di Sejumlah negara di kawasan bumi utara. Diberitakan, pada satu pekan terakhir ini, mereka merasakan cuaca panas yang luar biasa.

Saking panasnya cuaca tersebut, maka kondisinya digambarkan seolah-olah seperti hawa api neraka yang bocor dan menyapa bumi.

Gelombang panas menerpa Lithuania mencapai suhu 32 derajat Celcius, 35 derajat Celcius di sejumlah daerah Polandia, 36 derajat Celcius di sejumlah wilayah Jerman.

Kemudian Negara-negara Balkan, termasuk Bosnia dilaporkan bakal mencapai 39 derajat Celcius pada beberapa hari mendatang.
Suhu panas seperti ini setara dengan suhu panas bagi orang yang lagi sakit demam.

Kenaikan suhu ini merupakan yang tertinggi semenjak dunia memulai pengukuran suhu bumi secara modern dengan menggunakan termoneter sejak tahun 1850.

Sebelumnya suhu bumi terpanas terjadi pada tahun 2005 lalu, namun, saat ini, data suhu bumi menunjukkan bahwa, telah terjadi kenaikan suhu bumi sebesar dua kali lipat.

Derajat Bumi Read More »

Destinasi Sadar Bencana

sumber: www.tripzilla.id

Sejak 2016 telah muncul diskusi dan perdebatan tentang pembentukan Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Wakatobi atau populer disebut BOP Wakatobi.

Santer juga terdengar informasi terkait luas lahan yang diperuntukkan untuk kebutuhan tersebut. Yakni seluas 1.000 hektar, terdiri atas: Wangi-Wangi 500 hektar, Kaledupa 200 hektar, Tomia dan Binongko masing-masing 150 hektar.

Tak cukup sampai di situ, beredar juga kabar tentang besaran anggaran yang akan masuk ke Sulawesi Tenggara ketika Wakatobi menjadi BOP. Yakni mencapai Rp 25 Triliun, yang diperkirakan satu tahun setelah Wakatobi menjadi BOP.

Anggaran sebanyak itu, akan diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata: bandara, dermaga, air bersih, jalan raya, transportasi, dan lain sebagainya.

Terakhir, 3 Juni 2021 beredar kabar jika Peraturan Presiden (Perpres) tentang Badan Otorita Pengelola (BOP) Kawasan Pariwisata Wakatobi telah ditandatangani oleh Pak Presiden Ir. Jokowi. Informasi tersebut datang dari akun Facebook Ir HUGUA, Bupati Wakatobi dua periode.

Destinasi Sadar Bencana Read More »

Ecosystem Restoration

Sumber: www.iucn.org

Sejak 2020, hasil penelitian para ilmuwan menemukan hal yang mengejutkan tentang bumi. Mereka menemukan bahwa bumi mulai berputar lebih cepat, yang mengakibatkan hari-hari menjadi lebih pendek.

Setidaknya, perputaran bumi saat ini lebih cepat dibanding kapan pun dalam 50 tahun terakhir. Menurut catatan selama 50 tahun terakhir, rekor 28 hari tercepat atau terpendek terjadi pada 2020. Ini karena bumi menyelesaikan rotasi di sekitar porosnya lebih cepat sekian milidetik daripada rata-rata.

Sayangnya hingga saat ini, para ilmuwan belum mendapatkan alasan yang meyakinkan terkait mengapa terjadi peningkatan laju rotasi bumi tersebut. Sementara itu, pada tahun 2021 diperkirakan bumi akan berputar lebih cepat dari biasanya.

Hal tersebut membuat waktu seolah terasa lebih singkat, di mana rata-rata hari berlangsung 0,5 detik lebih pendek dari hitungan sempurna 24 jam.

Walaupun demikian, para peneliti meyakini bahwa kondisi ini hanyalah bersifat sementara, yang akan kembali normal di masa-masa mendatang.

Sesungguhnya bagi seorang muslim, sangat meyakini bahwa segala kejadian yang menimpa bumi dan segenap isinya tidak terlepas dari kehendak Allah SWT.

Allah SWT menghubungkan segala kejadian di bumi bersifat sebab akibat. Kerusakan dan kebaikan kehidupan bumi terkait dengan baik buruknya perilaku manusia.

Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Rum[30]:41, “telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). “

Jika demikian, apakah mungkin memendeknya putaran waktu berhubungan dengan kelalaian manusia? Jawabannya adalah wallahu a’lam bishshowab.

Ecosystem Restoration Read More »