MRI Ajaib: Mendeteksi Penuaan dan Risiko Demensia Sebelum Gejala Muncul

Temuan ini memperlihatkan keterkaitan erat antara penuaan otak dan tubuh. Yang mengejutkan, korelasi ini ditemukan konsisten di berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan demografi—termasuk populasi berpendapatan rendah dan non-kulit putih di Inggris dan Amerika Latin. Artinya, alat ini tidak hanya berlaku untuk satu kelompok masyarakat saja.

Ahmad Hariri, profesor psikologi dan ilmu saraf di Duke University, menjelaskan bahwa selama ini banyak terapi untuk penyakit Alzheimer gagal karena dimulai terlalu lambat, saat kerusakan otak sudah terlalu parah. Dengan alat ini, harapannya diagnosis dapat dilakukan lebih dini, sebelum kerusakan otak berkembang terlalu jauh.

Lebih lanjut, menurut Ethan Whitman—penulis utama yang tengah menempuh studi doktoral di Duke—alat ini juga bisa membantu menjelaskan mengapa beberapa orang menua lebih cepat dari yang lain, misalnya akibat kualitas tidur buruk atau gangguan mental tertentu.

Meski saat ini DunedinPACNI masih digunakan dalam dunia riset, tim berharap ke depannya alat ini bisa diintegrasikan dalam layanan kesehatan untuk memprediksi penuaan dan risiko penyakit dengan lebih akurat. Mereka juga telah mengajukan hak paten untuk teknologi ini. Penelitian ini mendapat dukungan dari U.S. National Institute on Aging, UK Medical Research Council, dan New Zealand Health Research Council.[]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *