Rahasia di Balik Daya Resiliensi Peradaban Islam

Kekaisaran Utsmaniyah bukan hanya kuat dalam bidang militer, melainkan juga memiliki sistem hukum, pendidikan, dan administrasi yang mapan. Bahkan saat kolonialisme Eropa melanda sebagian besar wilayah Islam, Utsmaniyah tetap menjadi simbol dan jangkar identitas Islam global. Akan tetapi, pada akhir abad ke-19, tekanan dari luar dan konflik internal mulai merusak fondasi kekuasaan mereka. Setelah kekalahan dalam Perang Dunia I, pada 3 Maret 1924, Mustafa Kemal Atatürk secara resmi menghapus institusi khilafah dari Republik Turki yang baru dibentuk. Dunia Islam terkejut, karena dianggap sebagai akhir dari satu era penting dalam sejarah Islam.

Namun, meskipun institusinya dihapuskan, gagasan khilafah tetap hidup dalam memori dan imajinasi umat Islam sebagai simbol persatuan, otoritas moral, dan spiritualitas. Banyak gerakan revivalis di dunia Muslim berusaha menghidupkan kembali konsep ini dalam berbagai bentuk dan konteks. Di sisi lain, para pemikir Muslim modern mulai memusatkan perhatian bukan pada bentuk politik khilafah, melainkan pada nilai-nilai yang dikandungnya—keadilan, kemaslahatan umat, dan tanggung jawab sosial—yang dianggap masih sangat relevan dalam sistem politik modern.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *