Setelah era Rasyidin berakhir, khilafah berkembang ke dalam bentuk dinasti di bawah Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang mendirikan Dinasti Umayyah di Damaskus. Meskipun sistem pemerintahan berubah menjadi monarki, Dinasti Umayyah berhasil mempertahankan kestabilan politik dan memperluas wilayah Islam dari Andalusia di barat hingga India di timur. Mereka juga membangun birokrasi yang kuat dan menerapkan sistem administrasi yang mendukung kekuasaan mereka secara luas.
Namun, kekuasaan politik tidaklah abadi. Pada tahun 750 M, Dinasti Abbasiyah menggulingkan Umayyah dan memindahkan ibu kota ke Baghdad. Di bawah Dinasti Abbasiyah, Islam mencapai puncak kejayaan intelektual dan kultural. Terjadi lonjakan luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, filsafat, kedokteran, matematika, dan seni. Banyak karya filsafat Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Ilmuwan besar seperti Al-Khawarizmi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina lahir dalam periode ini. Baghdad menjadi pusat pengetahuan dunia, dengan Bayt al-Hikmah atau Rumah Kebijaksanaan sebagai simbol keterbukaan ilmiah dan toleransi intelektual peradaban Islam.