Homi Jehangir Bhabha: Ilmuwan Brilian di Balik Energi Nuklir India

Bhabha juga menyadari bahwa India memiliki cadangan thorium yang sangat besar, sementara cadangan uraniumnya terbatas. Karena itu, ia mendorong agar program jangka panjang energi nuklir India berfokus pada penggunaan thorium. Ini dianggap sebagai strategi visioner dalam pemanfaatan sumber daya lokal.

Selama hidupnya, Bhabha menerima banyak penghargaan dari dalam dan luar negeri. Ia adalah anggota berbagai lembaga ilmiah internasional, termasuk American National Academy of Sciences. Pada tahun 1954, ia dianugerahi Padma Bhushan, penghargaan sipil tertinggi ketiga di India.

Di luar dunia sains, ia dikenal sebagai pribadi yang mencintai seni. Hobinya termasuk melukis, musik klasik, opera, dan botani. Ia tidak pernah menikah. Sayangnya, hidupnya berakhir secara tragis pada usia 56 tahun dalam kecelakaan pesawat Air India Flight 101 yang jatuh di dekat Mont Blanc, Swiss, pada 24 Januari 1966.

Warisan ilmiahnya tetap dikenang, terutama dalam fisika kuantum di mana istilah “hamburan Bhabha” masih digunakan untuk menghormatinya. Ia dikenang bukan hanya karena kecerdasannya, tetapi juga karena komitmennya menjadikan sains sebagai jalan untuk kemajuan umat manusia.[]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *