Islam & Eco-Arsitektural

Nilai rahmah dalam Islam bukan sekadar wacana spiritual, tapi menjadi sistem sosial dan arsitektural. Kisah Nabi Muhammad SAW memperkuat etika ini—tentang wanita yang masuk neraka karena menelantarkan kucing, dan tentang pelacur yang diampuni karena memberi minum seekor anjing. Hadis-hadis ini menunjukkan bahwa peradaban dinilai bukan hanya dari kemegahan bangunannya, tetapi dari belas kasih yang diwujudkan kepada makhluk yang paling lemah sekalipun.

Hingga hari ini, warisan itu masih hidup. Di kota-kota modern Turki, tersedia dispenser makanan dan air untuk kucing dan anjing liar di sudut-sudut jalan. Ini bukan hanya inovasi kontemporer, tetapi perpanjangan nilai lama yang telah hidup berabad-abad lamanya.

Dalam dunia modern yang sedang menghadapi krisis lingkungan dan kepunahan spesies, pelajaran dari Islam klasik menjadi sangat relevan. Kota masa depan tidak cukup hanya canggih—ia harus juga welas asih. Peradaban Islam telah menunjukkan bahwa mungkin untuk membangun ruang yang beradab bukan hanya bagi manusia, tetapi juga bagi burung yang terbang dan kucing yang berkeliaran.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *