Hans Bethe: Ilmuwan Bom Atom yang Kemudian Menjadi Pejuang Perdamaian

Di usia senja, Bethe tak pernah benar-benar pensiun dari dunia sains. Ia tetap menulis dan berdiskusi tentang perkembangan terbaru dalam fisika, bahkan ketika usianya sudah mendekati 100 tahun.

Tak hanya itu, ia juga semakin aktif dalam advokasi politik, terutama yang berkaitan dengan tanggung jawab etis ilmuwan terhadap dunia. Ia menjadi suara yang kritis namun dihormati dalam berbagai forum internasional.

Salah satu hal yang membuat Bethe begitu dihormati adalah kemampuannya untuk berubah dan menyadari dampak sosial dari ilmu pengetahuan. Ia adalah contoh ilmuwan yang tidak hanya pandai secara intelektual, tetapi juga memiliki kedalaman moral.

Hans Bethe wafat pada tanggal 6 Maret 2005 karena gagal jantung kongestif. Ia meninggal dalam usia 98 tahun, meninggalkan warisan besar dalam dunia fisika dan kemanusiaan.

Perjalanan hidup Bethe adalah cerita tentang paradoks zaman modern: bagaimana ilmu bisa menjadi penyelamat atau penghancur, tergantung pada niat dan nilai-nilai penggunanya.

Dari seorang penemu teknologi bom atom, Bethe berubah menjadi pendorong perdamaian global. Transformasi ini membuatnya bukan hanya dihormati sebagai ilmuwan, tetapi juga dikenang sebagai manusia bijak yang berani bertanggung jawab atas hasil penelitiannya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *