Namun harapan tetap ada. Dari komunitas literasi akar rumput, guru-guru inovatif, hingga inisiatif digital seperti dongeng daring dan buku visual berbasis budaya lokal—tanda-tanda kebangkitan mulai muncul. Yang diperlukan kini adalah komitmen kolektif dan dukungan sistemik: kebijakan yang progresif, keluarga yang mendukung, sekolah yang kreatif, dan media yang mendidik.
Karena Indonesia Emas sejatinya tidak hanya diukur dari kekuatan ekonomi atau industri, tetapi juga dari seberapa dalam rakyatnya berpikir, membaca situasi, dan memahami dunia dengan cerdas dan berempati.[]