Di tengah semangat pembangunan yang terus bergerak di Kabupaten Lampung Selatan, saya menyaksikan sendiri bagaimana Desa Sidoharjo tumbuh tak hanya dalam fisik dan jumlah penduduk, tetapi juga dalam jati diri spiritualnya. Terletak di Kecamatan Jati Agung, desa ini bukan sekadar pemukiman yang berkembang, melainkan rumah bagi kehidupan religius yang terasa hangat dan menyatu dalam keseharian warganya.
Pada tanggal 24 hingga 28 Juni 2025, saya berkesempatan mengunjungi Desa Sidoharjo bersama keluarga kecil kami. Saat itu, kami mendampingi istri saya yang mengikuti yudisium dan wisuda di Universitas An Nur Lampung. Dalam suasana tersebut, saya menyempatkan diri melakukan observasi cepat dan beberapa wawancara singkat dengan warga setempat. Hasilnya sangat berkesan—dan jujur saja, cukup menginspirasi.
Data dari BPS tahun 2024 mencatat luas wilayah Desa Sidoharjo sekitar 6,10 km² dengan jumlah penduduk kurang lebih 3.300 jiwa. Namun angka ini hanya permukaan. Yang terasa lebih kuat justru identitas masyarakatnya sebagai komunitas santri—di mana ibadah, pengajian, dan obrolan bernuansa Islam menjadi nadi kehidupan mereka sehari-hari. Ini bukan hanya slogan, tetapi benar-benar tampak dalam gaya hidup warganya.