Emil Behring: Di Balik Pengembangan Vaksin yang Menyelamatkan Jutaan Nyawa

Produksi serum awalnya dilakukan dengan memanfaatkan domba, kemudian Behring beralih menggunakan kuda untuk memperoleh serum dalam jumlah lebih besar. Penemuan penting lainnya datang dari Paul Ehrlich pada tahun 1897 yang menyadari bahwa kekuatan antitoksin justru mencapai puncaknya setelah jangka waktu tertentu. Hal ini memungkinkan serum difteri distandarisasi dan akhirnya digunakan secara luas, menurunkan angka kematian akibat difteri hingga setengahnya.

Tidak berhenti di situ, pada tahun 1913 Behring menciptakan racikan baru toxin-antitoxin yang mampu memberikan kekebalan difteri lebih baik. Meski di kemudian hari usahanya mengembangkan antitoksin untuk tuberkulosis sapi tidak berhasil, Behring tetap berkontribusi besar pada dunia kesehatan. Ia mendirikan laboratorium Behringwerke di Marburg yang memproduksi vaksin dan serum untuk berbagai penyakit. Keberhasilan ini membuatnya menjadi salah satu ilmuwan yang makmur secara finansial. Behring wafat pada 31 Maret 1917, meninggalkan warisan besar dalam bidang medis.[]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *