Yang mengejutkan lagi, ketika faktor suhu dimasukkan ke dalam model, hasilnya semakin jelas: jika batuan ruang magma tetap hangat karena selalu dialiri magma dalam jangka waktu lama, maka tanah di sekitarnya menjadi lebih lentur dan tidak mudah retak. Akibatnya, sinyal seperti gempa dan perubahan bentuk tanah pun nyaris tidak ada. Dengan kata lain, kehangatan batuan membuat letusan makin tersembunyi.
Untuk mengatasi bahaya dari letusan seperti ini, para ilmuwan menyarankan agar sistem pemantauan ditingkatkan dengan alat presisi tinggi seperti tilt meter bawah tanah, strainmeter, serat optik, hingga pemantauan gas dan suara bawah tanah (infrasound). Teknologi kecerdasan buatan juga dianggap punya potensi besar dalam mengenali perubahan kecil dalam perilaku gunung api yang sulit dideteksi oleh manusia secara langsung.
Di masa depan, pendekatan seperti ini akan membantu kita untuk lebih siap menghadapi ancaman dari gunung-gunung api diam-diam. Terutama yang punya ruang magma kecil, dalam, dan hangat dengan aliran magma yang lambat — inilah gunung-gunung yang patut diawasi lebih ketat demi keselamatan banyak orang.[]