Untuk memahami potensi dan arah pengembangan Maritime Center ini, penting mengacu pada beberapa teori dan praktik global tentang Maritime Center. Zhang, Lam, dan Li (2013) menjelaskan bahwa Maritime Center adalah kawasan strategis yang mengintegrasikan pelabuhan, logistik, industri maritim, jasa keuangan, pendidikan, dan riset dalam satu ekosistem. Tiga model utama dikenal dalam praktik global: pertama, Maritime Production Center, yang berfokus pada pelabuhan dan aktivitas industri; kedua, Maritime Service Center, yang menonjolkan jasa profesional seperti arbitrase, asuransi, dan shipbroking; dan ketiga, All-in-One Maritime Center, yang menggabungkan fungsi produksi dan layanan. Masing-masing model telah diterapkan oleh negara-negara maju.
Kita tentu tak berharap sebagaimana praktek Maritime Center di beberapa negara maju. Sebagai contoh, Singapura mengembangkan All-in-One Maritime Center yang mengintegrasikan pelabuhan kelas dunia, keuangan, logistik, dan inovasi teknologi maritim secara simultan (Qiu et al., 2022). Sementara itu, London tampil sebagai Maritime Service Center, unggul dalam bidang arbitrase hukum laut dan keuangan maritim (Gang, 2009). Shanghai membangun dirinya sebagai Maritime Knowledge Hub melalui investasi besar di bidang riset dan pelatihan maritim (Lie-hui, 2012). Di Korea Selatan, Busan menjadi pusat logistik dan keuangan pelabuhan dengan koneksi kuat ke akademisi dan inovasi teknologi kelautan (Yeandle, 2014).