Keunggulan teknologi ini adalah kemampuannya bekerja secara analog, bukan digital. Itu artinya chip bisa memproses data dengan efisiensi energi yang sangat tinggi, mirip dengan cara kerja otak kita. Saat diuji dalam laboratorium, chip ini mampu mengenali perubahan gerakan tangan tanpa harus memproses gambar satu per satu. Teknologi seperti ini disebut edge detection dan sangat hemat energi karena tidak perlu memproses seluruh data visual. Setelah mendeteksi perubahan, chip langsung menyimpan informasi itu sebagai memori, sama seperti otak manusia menyimpan kenangan.
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Advanced Materials Technologies pada April 2025, dengan judul “Photoactive Monolayer MoS₂ for Spiking Neural Networks Enabled Machine Vision Applications” oleh Thiha Aung dan tim dari RMIT University. Penelitian ini tidak hanya menunjukkan kecanggihan teknologi, tapi juga membuktikan bahwa bahan setipis atom pun bisa menjadi pintu menuju inovasi besar. Peneliti utama, Profesor Sumeet Walia, bahkan mengatakan teknologi ini bisa digunakan untuk meningkatkan respon kendaraan otomatis atau robot pintar, terutama dalam kondisi berbahaya di mana keputusan cepat bisa menyelamatkan nyawa.
MaasyaAllah, luarbiasa, tulisan ini mudah di pahami , dan pembaca seakan mengalir memiliki finising pemikiran yang sama, baru pertengahan baris paraggraf pemikiran kita sudah menghantarkan papada kesimpulan yang sama dgn penulis. 👍👍👍👍