Tukey ingin menciptakan sebuah metode yang dapat menyajikan distribusi data secara visual, mempermudah identifikasi elemen-elemen utama dari data seperti median, kuartil, serta nilai-nilai ekstrim (pencilan). Garis whisker adalah salah satu elemen kunci dalam visualisasi ini, yang memudahkan pengamat untuk melihat bagaimana data tersebar dan apakah ada nilai yang terlampau jauh dari kebanyakan data. Nama “whisker” (yang berarti kumis dalam bahasa Inggris) diambil karena garis-garis tersebut terlihat seperti kumis atau rambut panjang yang keluar dari sebuah kotak. Konsep visual ini memberikan gambaran yang mudah dipahami: garis-garis yang memanjang dari kotak utama menunjukkan jarak data dari nilai tengah (median), dan menyerupai tampilan kumis yang panjang dari wajah.
Sejak diperkenalkan oleh Tukey, penggunaan whisker plot telah meluas dalam berbagai bidang, mulai dari ilmu sosial, ekonomi, hingga machine learning dan big data. Box plot dengan whisker kini menjadi alat yang umum digunakan dalam analisis data untuk mengidentifikasi distribusi data, variabilitas, dan keberadaan pencilan. Bahkan, dalam banyak platform visualisasi data modern, box plot sering kali menjadi fitur standar dalam analisis.