Produksi aluminium mengalami peningkatan yang signifikan sepanjang tahun 2021. China mendominasi produksi global dengan mencatatkan angka 39 juta ton, menjadikannya negara dengan kapasitas peleburan aluminium terbesar di dunia. Lebih dari 80% kapasitas peleburan China menggunakan tenaga batu bara, sehingga intensif emisi.
Amerika Serikat menjadi importir aluminium terbesar di dunia, sementara Rusia menempati posisi ketiga sebagai produsen global. Negara-negara lain seperti UAE, Australia, Bahrain, India dan Kanada juga berkontribusi dalam produksi aluminium global.
Data kuantitatif menunjukkan bahwa produksi aluminium oleh China mencapai 39M ton pada tahun 2021. Sementara itu, Amerika Serikat mengimpor sebanyak 880K ton aluminium. Produksi Rusia mencapai angka 3.7M ton.
Proses produksi melibatkan penggunaan bauksit dan alumina serta mineral kriolit sebagai bahan baku utama. Elektrolisis adalah tahapan kunci dalam proses ini dimana alumina dicairkan dalam sel reduksi elektrolitik.
Peningkatan permintaan akan aluminium mendorong inovasi dan efisiensi dalam proses produksinya untuk meminimalisir dampak lingkungan akibat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama proses peleburan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produksi aluminium di tahun 2021 telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan China sebagai produsen terbesar. Namun, tantangan lingkungan yang ditimbulkan oleh proses produksi ini memerlukan inovasi dan efisiensi yang lebih besar.