Mengawali tulisan ini, pertama-tama saya ingin meminta maaf. Tulisan tentang tema buaya ini adalah yang kedua dan terpublikasi setelah dalam rentang waktu yang lumayan lama . Saya tidak bermaksud membesar-besarkan soal buaya ini. Tetapi poin saya adalah membangun literasi bersama tentang makhluk predator ini, kita saling membelajarkan. Mudah-mudahan tidak membosankan.

Kemudian yang kedua adalah saya ingin memperjelas terkait adanya klaim bahwa di Wakatobi terdapat buaya spesies lokal, yang disampaikan oleh beberapa pihak ketika merespon tulisan saya sebelumnya (lihat: https://sunashadi.com/2022/06/26/asal-buaya-wakatobi/). Saya mendapatkan konfirmasi dari beberapa pihak mengenai informasi perjumpaan warga dengan buaya di sejumlah tempat: Tomia, Kaledupa, dan Kapota.
Saya berterima kasih kepada sejumlah kawan-kawan di platform facebook yang telah membagikan sebanyak 74 kali (sampai dengan pukul 21:11 WITA 28 Juni 2022), mendapatkan respon ‘suka’ 54 kali, dan komentar 41 kali. Sementara itu kunjungan pada situs saya (https://sunashadi.com) berkenaan dengan judul tersebut mencapai 700-an, suatu respon yang luar biasa. Sekali lagi terima kasih.
Sepakat… Selama ini kita belum pernah temukan referensi tentang jenis buaya lokal Wakatobi. Yang ada adalah buaya yg migrasi dari daerah lain… 🙏
Mengenai spesies (lokal) caiman di Kaledupa, mudah-mudahan bisa diungkap lebih jauh oleh teman-teman di Balai Taman Nasional Wakatobi.
Tulisannya yang menarik pak… Saya juga baru tahu, karena memang orang2 tua dikaledupa ini terutama dibagian langge kalau yang saya tanya bilang ada buaya di Kaledupa… Dogung juga ada pak, tapi sudah mereka tidak pernah liat lagi…