
Sejak sore, 25 Juni 2022 warga Waha Raya (sebutan untuk wilayah pemekaran Desa Waha: Sombu, Wapia-pia, Waha, dan Koroe Onowa) dihebohkan oleh kabar perjumpaan warga dengan buaya di area perairan laut setempat. Setidaknya ada 2 orang warga yang menyatakan melihat langsung, dan 1 orang warga terindikasi melihatnya secara sepintas.
Saya tidak sempat mendapatkan informasi dari 2 warga yang kabarnya melihat langsung. Satu di antaranya saya sudah ajak untuk berkabar melalui whatsapp (inisial AJR), namun hingga artikel ini ditulis, yang bersangkutan belum memberikan respon. Hanya saja, ia telah mengabarkan kejadian yang dijumpainya secara terbuka melalui akun facebooknya, lalu diedarkan oleh banyak akun whatsapp melalui pesan screenshoot.
Satu warga yang terindikasi melihatnya (Inisial ASR), menceritakan jika beberapa waktu menjelang matahari terbenam, ia melihat ada obyek yang disangkanya merupakan batang pohon yang lumayan besar. Berhubung waktu tak lama lagi akan masuk waktu Magrib, ia memutuskan untuk mengambilnya. Ketika ia mendekat, tiba-tiba obyek tersebut bergerak membenamkan diri ke dalam laut. Ia kaget bukan kepalang, ia segera pulang dan mendayung sampan secepat-cepatnya, karena ketakutan.
ulasan yg sangat bagus, mencerahkan 👍
Pingback: Oh, Ternyata Ini Buaya Asli Wakatobi? – Sunarwan Asuhadi
Iyaa sy percaya dengan penemuan masyarakat dengan adanya buaya di kapota karna yg melihat nya lebih dari 1 orang
Saya kurang yakin dengan cerita ini
Saya kurang yakin terhadap cerita ini
Iyah
Spesies buaya muara (Crocodylus porosus) di Wakatobi kemungkinan berasal dari muara sungai di pesisir Selatan Pulau Buton. Buaya ini mungkin meninggalkan habitatnya karena gangguan seperti eksploitasi yang mempengaruhi kenyamanan dan habitat mereka. Migrasi mereka juga dapat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, termasuk hujan deras yang menurunkan salinitas air laut. Untuk mengatasi masalah ini, pengendalian buaya dan manajemen pembangunan yang mempertimbangkan ekosistem lokal sangat diperlukan.