Kenapa demikian?
Bisa jadi (Insya Allah) atas tegaknya amalan-amalan tersebut, maka bangunan, gedung, jalan-jalan, pemukiman, perkampungan dan berbagai fasilitas pembangunan, tidak mengalami kerusakan, karena dijauhkan dari bencana dan malapetaka, disebabkan oleh tegaknya syari’at Allah SWT.
Oleh karena itu, upaya untuk memakmurkan masjid dan menegakan agama Allah SWT, tak boleh dipandang remeh oleh para pemimpin, oleh karena upaya tersebut adalah salah satu ikhtiar besar bagi keberlangsungan pembangunan, khususnya di negeri-negeri kaum muslimin.
Penting kiranya mengambil pelajaran (ibroh) dari peristiwa ini. Seberapa pun skala gempa yang terjadi sesungguhnya bukanlah sekedar peristiwa alamiah, tetapi adalah warning bagi seluruh warga, khususnya para pemimpin untuk menatakelola pembangunan ini dalam jalan-jalan keridhoan Allah SWT.
Ini persis seperti perkataan Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy,
“Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, ‘Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian’.’’