Warning 5,8

Pada 5 Januari 2022, pukul 03.55 WITA (dini hari menjelang subuh), Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari melaporkan telah terjadi gempa pada jarak 182 km Timur Laut Wakatobi, pada kedalaman 569 Km.

Kejadian ini bahkan dinarasikan secara berlebihan pada salah satu chanel youtube, membubuinya dengan judul: SULAWESI PORAK PORANDA! Baru Saja Gempa 5,8 M Getarkan Wakatobi, Warga Histeris Ketakutan.

Alhamdulillah, gempa yang terjadi tersebut, di saat sebagian besar masyarakat Wakatobi masih tertidur lelap, masih dalam skala gempa yang tidak menimbulkan bencana dan marabahaya.

Alhamdulillah, kebaikan dan keselamatan ini, bisa jadi oleh karena di Wakatobi, masih ada ikhtiar menegakkan agama Allah SWT, dengan ibadah, dengan dakwah, ataupun dengan seruan-seruan amar ma’ruf nahi mungkar. 

Walaupun sebagian besar manusia tak menyadari, jika upaya memakmurkan masjid dengan sholat-sholat wajib dan sunnah adalah bagian besar dari kegiatan pembangunan.

Banyak yang tidak menyadari, jika seruan dakwah, sholat tahajud, berjalannya hamba-hamba Allah dalam gelap dan dinginnya subuh adalah bagian dari partisipasi pembangunan dari hamba-hamba Allah yang melakukannya.

Kenapa demikian?

Bisa jadi (Insya Allah) atas tegaknya amalan-amalan tersebut, maka bangunan, gedung, jalan-jalan, pemukiman, perkampungan dan berbagai fasilitas pembangunan, tidak mengalami kerusakan, karena dijauhkan dari bencana dan malapetaka, disebabkan oleh tegaknya syari’at Allah SWT.

Oleh karena itu, upaya untuk memakmurkan masjid dan menegakan agama Allah SWT, tak boleh dipandang remeh oleh para pemimpin, oleh karena upaya tersebut adalah salah satu ikhtiar besar bagi keberlangsungan pembangunan, khususnya di negeri-negeri kaum muslimin.

Penting kiranya mengambil pelajaran (ibroh) dari peristiwa ini. Seberapa pun skala gempa yang terjadi sesungguhnya bukanlah sekedar peristiwa alamiah, tetapi adalah warning bagi seluruh warga, khususnya para pemimpin untuk menatakelola pembangunan ini dalam jalan-jalan keridhoan Allah SWT.

Ini persis seperti perkataan Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy,

“Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, ‘Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian’.’’

Gempa dengan skala 5,8 SR sebagaimana yang terjadi di Wakatobi ini, diindikasikan memiliki efek gempa yang dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil. Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik.

Bisa jadi karena jarak gempa dan episentrum yang lumayan jauh dari lokasi pulau di mana warga bermukim (tentu atas izin Allah SWT), sehingga efeknya tak terasa oleh warga.

Selengkapnya skala dan efek gempa diklasifikasikan sebagai berikut:

https://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Richter

Sekali lagi, ada pelajaran penting dari setiap peristiwa, khususnya dalam gempa ini. Mari mengambil bagian dalam menjaga dan menegakkan hukum-hukum Allah SWT, baik qauniyah (hukum alam) maupun qauliyah (hukum syari’at).

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *