
Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, beliau dikenal sebagai pemimpin yang sangat memperhatikan kesejahteraan umat dan keadilan sosial. Suatu hari, ketika ia mengunjungi pasar, Umar mendapati bahwa hampir semua pedagang di sana bukan berasal dari kalangan kaum Muslimin, melainkan dari penduduk daerah-daerah yang baru dibebaskan. Keadaan ini membuatnya sedih dan cemas. Baginya, pasar adalah urat nadi ekonomi masyarakat, dan keterlibatan umat Islam di dalamnya sangat penting, bukan hanya untuk kesejahteraan pribadi tetapi juga untuk menjaga kemandirian komunitas Muslim.
Melihat kenyataan itu, Umar segera mengumpulkan para pemimpin dan menegur mereka. Ia mengkritik keras sikap sebagian orang yang meninggalkan perdagangan dengan alasan bahwa mereka sudah merasa cukup dengan harta rampasan perang. Dalam pandangan Umar, pemikiran semacam itu sangat berbahaya. Ia menegaskan bahwa jika kaum Muslimin tidak lagi aktif berdagang, maka mereka akan menjadi bergantung pada orang lain, baik laki-laki maupun perempuan. Umar mengingatkan bahwa rezeki dari Allah tidak hanya datang melalui rampasan perang atau bantuan, tetapi juga melalui usaha dan kerja keras seperti berdagang.
Apa yang dikhawatirkan Umar bukan sekadar tentang penurunan aktivitas ekonomi, tapi juga menyangkut martabat dan kemandirian umat Islam. Ia ingin agar kaum Muslimin tetap aktif dalam dunia usaha, tidak hanya mengandalkan hasil dari perjuangan militer, tetapi juga membangun peradaban yang kuat dan mandiri secara ekonomi. Dalam pandangannya, perdagangan bukanlah sekadar mencari untung, tetapi juga sarana menjaga kekuatan sosial, politik, dan spiritual umat.
Pesan Umar tetap relevan hingga kini. Ketika sebagian umat terlalu bergantung pada bantuan atau merasa cukup dengan apa yang diberikan, semangat berusaha bisa melemah. Padahal, dalam Islam, mencari nafkah dengan cara yang halal, termasuk lewat perdagangan, adalah bentuk ibadah. Umar menunjukkan bahwa pemimpin sejati bukan hanya mendorong orang berperang di jalan Allah, tetapi juga menghidupkan kembali semangat berdagang sebagai jalan rezeki yang mulia.[]