Pada tahun 2030, perubahan iklim akan memberikan dampak yang signifikan pada produksi makanan dan pertanian, terutama bagi produsen skala kecil di negara berkembang. Data menunjukkan bahwa hasil tanaman dan padang rumput kemungkinan akan menurun di banyak tempat.
Di Timur Laut Brasil, produksi jagung diperkirakan turun 10% dan padi 14%. Di Amerika Tengah, penurunan mencapai 9% untuk gandum dan 10% untuk padi. Afrika Timur menghadapi penurunan 3% pada jagung dan 15% pada kacang-kacangan. Sementara itu, di Selandia Baru, produksi padang rumput untuk daging sapi dan susu diperkirakan berkurang sebesar 4%.
Adaptasi akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini. Untuk tanaman, beralih ke varietas yang tahan terhadap kekeringan atau salinitas, mengoptimalkan irigasi, serta mengelola tanah dengan baik dapat membantu meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim.
Produsen ternak skala kecil dapat meningkatkan ketahanannya dengan mencocokkan hewan dengan perubahan iklim di padang penggembalaan mereka dan mengendalikan penyakit parasit.
Bagi nelayan skala kecil, beralih ke spesies ikan yang lebih melimpah serta memulihkan habitat ikan seperti lamun bisa menjadi langkah adaptasi penting. Dengan demikian, kita dapat menghadapi tantangan perubahan iklim dan memastikan keberlanjutan produksi pangan dan pertanian di masa depan.