Menilai Ilmu dan Budaya dengan Akal Sehat
Setelah paham proses berpikir, kita bisa menilai jenis pengetahuan. Misalnya, kimia adalah sains karena bersifat eksak dan terukur. Tapi psikologi dan sosiologi lebih bersifat tafsiran, bukan sains.
Begitu juga soal kebudayaan. Kita bisa menilai mana yang termasuk budaya dan mana yang sekadar hiburan. Misalnya, seni menggambar mungkin tidak masuk budaya dalam arti ilmiah.
Dengan akal yang jernih, kita bisa memilah pengetahuan secara objektif. Kita tidak mudah terkecoh oleh istilah atau popularitas belaka.
Kajian Harus Dimulai dari Akar
Kesalahan terbesar manusia adalah membahas proses berpikir tanpa memahami akal terlebih dahulu. Ini seperti membangun rumah tanpa fondasi.
Padahal, jika akal sudah dipahami dengan yakin, maka jalan untuk memahami proses berpikir menjadi mudah. Dari situ, metode dan teknik berpikir bisa dikembangkan secara sehat.
Dengan fondasi yang kokoh, kita bisa menghasilkan pemikiran yang kuat. Bukan hanya teoritis, tetapi juga bermanfaat bagi kehidupan nyata.