Masalah lainnya adalah perbedaan ritme tidur antara mahasiswa dan dosen. Mahasiswa usia 20-an umumnya memiliki pola tidur begadang, sedangkan dosen yang lebih tua cenderung aktif di pagi hari. Akibatnya, saat dosen sedang segar, mahasiswa justru belum optimal secara kognitif.
Profesor Vicario menyarankan agar mahasiswa memperhatikan waktu biologis pribadi, memastikan cukup tidur, dan menghindari menjadwalkan ujian di jam-jam “lemah” mereka. Untuk institusi, menunda jadwal pagi dan memusatkan ujian di akhir pagi bisa menjadi strategi untuk meningkatkan hasil.
Meski begitu, para peneliti menekankan perlunya studi lanjutan untuk mengeksplorasi faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap perbedaan hasil ujian berdasarkan waktu. Salah satunya adalah dengan mengukur aspek fisiologis atau perilaku secara langsung, seperti kebiasaan tidur atau tingkat stres.
Profesor Massimo Mucciardi yang juga terlibat dalam penelitian ini mengakui bahwa meskipun tingkat kesulitan ujian telah dikontrol, masih mungkin ada faktor tersembunyi lain yang belum diukur. Oleh karena itu, mereka mendorong penelitian lanjutan untuk menemukan akar penyebabnya dan mengembangkan sistem evaluasi yang lebih adil.