Tragedi Subuh & Keteladanan Terakhir Umar bin Khattab

Kisah Umar bukan sekadar catatan sejarah, melainkan warisan moral. Ia adalah pemimpin yang menganggap kekuasaan sebagai amanah, bukan hak istimewa. Ia tidak mencari pujian, tetapi bekerja tanpa lelah demi kesejahteraan umat. Umar sering berjalan malam hari, menyamar, untuk memeriksa apakah ada rakyat yang kelaparan atau terabaikan.

Tragedi penikaman Umar memang menyedihkan, namun dari peristiwa itu muncullah pelajaran besar tentang makna pengabdian. Ia tidak hanya meninggalkan sistem pemerintahan yang tertata, tetapi juga jejak spiritual yang kuat. Dalam masa-masa terakhir hidupnya, Umar masih memikirkan umat dan masa depan kepemimpinan Islam. Ia tidak memikirkan dendam kepada pembunuhnya, tetapi lebih peduli agar rakyat tetap mendapat pemimpin yang adil.

Umar hidup dalam kesederhanaan, dan wafat dalam kekhusyukan. Ia tidak pernah mencari kenyamanan pribadi, bahkan saat sakit parah, ia menolak makanan yang enak jika rakyatnya belum mendapatkannya. Sosok seperti Umar adalah bukti bahwa integritas bisa lebih kuat dari senjata dan lebih langgeng dari jabatan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *