
Jagadish Chandra Bose adalah seorang ilmuwan asal India yang dikenal luas karena penemuannya yang membuktikan bahwa tumbuhan juga memiliki kesamaan dengan hewan, termasuk dalam hal merasakan rangsangan. Melalui berbagai eksperimen ilmiah, Bose berhasil menunjukkan bahwa tumbuhan mampu merespons panas, dingin, cahaya, suara, hingga berbagai rangsangan lainnya. Temuannya ini menjadi dasar pemikiran bahwa tumbuhan juga merupakan makhluk hidup yang memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya.
Ia menciptakan alat yang sangat canggih pada zamannya bernama kreskograf. Alat ini mampu merekam dan memperlihatkan respon kecil tumbuhan terhadap rangsangan dari luar. Kreskograf milik Bose bisa memperbesar gerakan jaringan tumbuhan hingga 10.000 kali lipat dari ukuran aslinya. Dengan teknologi ini, ia menemukan bahwa tumbuhan memiliki banyak kesamaan dengan organisme hidup lainnya, termasuk manusia dan hewan.
Jagadish Chandra Bose lahir pada tanggal 30 November 1858 di Mymensingh, wilayah yang kini termasuk negara Bangladesh. Masa kecilnya dihabiskan dalam lingkungan keluarga yang sangat menjunjung tinggi tradisi dan budaya asli India. Pendidikan dasar ia jalani di sekolah berbahasa daerah, karena ayahnya ingin Bose menguasai bahasa ibu, Bengali, sebelum belajar bahasa asing seperti Inggris.
Setelah lulus dari sekolah dasar, Bose melanjutkan sekolah di St. Xavier’s School di Kolkata dan berhasil lulus ujian masuk Universitas Calcutta. Di sana, ia menempuh pendidikan di bidang ilmu fisika. Keinginannya untuk lebih mendalami ilmu alam membawanya ke Inggris, tepatnya di Universitas Cambridge, tempat ia belajar ilmu pengetahuan alam.
Setelah menyelesaikan gelar sarjana sains di Cambridge, Bose kembali ke India pada tahun 1884. Ia kemudian diangkat sebagai profesor ilmu fisika di Presidency College di Kolkata. Jabatan itu ia jalani selama beberapa dekade, hingga akhirnya pada tahun 1917 ia mengundurkan diri untuk mendirikan lembaga penelitiannya sendiri, yaitu Bose Institute di Kolkata.
Bose Institute yang didirikannya fokus pada penelitian tumbuhan pada masa awal pendiriannya. Ia menjabat sebagai direktur di lembaga tersebut selama dua puluh tahun hingga akhir hayatnya. Di tempat inilah ia terus melanjutkan penelitiannya mengenai rahasia kehidupan tumbuhan yang sebelumnya tak banyak diketahui orang.
Salah satu eksperimen terkenal yang dilakukan Bose terjadi pada tanggal 10 Mei 1901 di Royal Society London. Saat itu, ruang utama Royal Society dipenuhi para ilmuwan ternama yang penasaran dengan hasil eksperimen Bose. Di hadapan mereka, Bose menunjukkan bagaimana tumbuhan bereaksi terhadap racun bromida. Ia mencelupkan akar tanaman dalam larutan bromida lalu menghubungkan tanaman tersebut dengan kreskograf buatannya.
Titik cahaya pada layar yang memperlihatkan detak kehidupan tumbuhan itu semula bergerak tenang seperti bandul. Namun, beberapa menit kemudian titik cahaya itu mulai bergetar dengan cepat sebelum akhirnya berhenti total. Tumbuhan itu mati setelah bereaksi terhadap racun, sama seperti hewan yang melawan kematian setelah diracuni. Eksperimen tersebut mendapat tepuk tangan meriah, meskipun ada beberapa ilmuwan fisiologi yang menganggap Bose bukan ahli di bidang tersebut dan mengkritik keras temuannya.
Bose tidak mundur menghadapi kritik. Ia melanjutkan penelitian dengan menggunakan kreskograf untuk mengamati respon tumbuhan terhadap pupuk, sinar cahaya, bahkan gelombang nirkabel. Temuannya semakin diterima komunitas ilmiah setelah banyak ilmuwan lain membuktikan hasilnya menggunakan teknologi yang lebih modern.
Selain sebagai ahli fisiologi tumbuhan, Bose juga dikenal sebagai fisikawan yang berjasa dalam pengembangan alat pendeteksi gelombang radio. Ia memperbaiki alat yang dikenal sebagai coherer, yang mampu menangkap gelombang radio. Penelitiannya terhadap gelombang radio menjadi dasar penting dalam pengembangan teknologi komunikasi nirkabel di masa kini.
Bose menulis dua buku terkenal, yaitu “Response in the Living and Non-living” yang terbit tahun 1902, serta “The Nervous Mechanism of Plants” yang terbit tahun 1926. Buku-buku ini menjadi rujukan penting dalam dunia fisiologi tumbuhan dan ilmu kehidupan secara umum. Melalui karya tulisnya, ia membuktikan bahwa tumbuhan tidak sekadar benda hidup pasif, melainkan makhluk yang memiliki sistem saraf unik.
Atas jasa-jasanya dalam dunia sains, Bose mendapat gelar kebangsawanan dari pemerintah Inggris pada tahun 1917. Tiga tahun kemudian, ia terpilih sebagai anggota Royal Society, sebuah penghargaan tinggi yang hanya diberikan kepada ilmuwan dengan kontribusi besar bagi ilmu pengetahuan dunia.
Jagadish Chandra Bose wafat pada tanggal 23 November 1937 di Giridih, India, dalam usia 78 tahun. Warisannya dalam dunia penelitian tumbuhan dan teknologi gelombang radio terus dikenang hingga saat ini sebagai tonggak penting dalam perkembangan sains modern.
Penelitian Jagadish Chandra Bose mengenai reaksi tumbuhan terhadap rangsangan dan temuannya tentang kesamaan tumbuhan dengan makhluk hidup lainnya pertama kali dipublikasikan dalam buku “Response in the Living and Non-living” yang terbit tahun 1902. Buku ini menjelaskan secara ilmiah hasil eksperimen yang dilakukan Bose menggunakan kreskograf, membuktikan bahwa tumbuhan dapat merasakan perubahan suhu, cahaya, dan zat kimia tertentu seperti hewan lainnya.[]