Tanpa Kepercayaan Publik, Kebijakan Iklim Tak Akan Pernah Berhasil

Salah satu kesalahan terbesar dalam perumusan kebijakan iklim adalah terlalu fokus pada teknologi dan ekonomi, sementara suara masyarakat justru sering diabaikan. Akibatnya, banyak kebijakan ambisius yang gagal mendapat dukungan publik, dan ini bisa menjadi hambatan serius dalam upaya menghadapi krisis iklim.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Vincent de Gooyert dan timnya dari Radboud University Nijmegen mengungkap bahwa kebijakan iklim di Eropa saat ini lebih menekankan pada solusi teknis seperti teknologi penangkap dan penyimpan karbon (CCS), tanpa mempertimbangkan bahwa masyarakat juga perlu merasa dilibatkan dan dipercaya. Padahal, CCS adalah teknologi penting untuk mencapai target iklim, tetapi perkembangannya terhambat karena tidak ada pihak yang benar-benar mau mengambil langkah pertama. Industri meminta subsidi, pemerintah menunggu dukungan publik, dan masyarakat justru ingin industri menunjukkan komitmen lebih dulu. Alhasil, semua pihak saling menunggu dan kebijakan tidak bergerak.

Kebijakan yang efektif memerlukan lebih dari sekadar teknologi dan insentif ekonomi. Dukungan publik adalah fondasi utama. Menurut para peneliti, masyarakat tidak cukup hanya diberi informasi, tetapi juga perlu ruang untuk menyampaikan pandangan dan ikut serta dalam pengambilan keputusan. Komunikasi satu arah justru bisa menimbulkan ketidakpercayaan dan perasaan bahwa kebijakan dipaksakan dari atas.

Solusi yang ditawarkan termasuk membentuk dewan penasihat ilmiah independen dan dewan warga (citizens’ councils), di mana masyarakat bisa berdiskusi secara terbuka, mendapatkan informasi yang jujur, dan memahami pilihan-pilihan sulit yang dihadapi. Dalam proses ini, baik pemerintah maupun industri harus mau berkorban demi membangun kepercayaan. Tanpa pendekatan baru ini, kebijakan iklim akan terus terjebak di tempat, sementara waktu untuk bertindak semakin menipis.

Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Radboud University Nijmegen, Belanda, yang terdiri dari Vincent de Gooyert, Senni Määttä, Sandrino Smeets, dan Heleen de Coninck. Artikel ini dipublikasikan pada tanggal 27 Mei 2025 dalam jurnal Earth System Governance. Studi ini berdasarkan pengalaman langsung para peneliti dalam memfasilitasi dialog antara pemerintah, masyarakat, industri, dan organisasi lingkungan di berbagai negara Eropa seperti Finlandia, Swedia, Spanyol, dan Belgia. Temuan mereka menekankan bahwa kepercayaan dan partisipasi publik adalah kunci utama dalam merancang kebijakan iklim yang berhasil.[]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *