Charles Babbage: Sang Perintis Komputer yang Dunia Lupa

Pernahkah kamu membayangkan siapa orang pertama yang punya ide menciptakan komputer? Mungkin kita sering mengucapkan terima kasih kepada perusahaan teknologi masa kini, tapi sebenarnya, semua itu bermula dari seorang pria bernama Charles Babbage.

Charles Babbage lahir pada 26 Desember 1791 di Inggris. Ia adalah seorang jenius di banyak bidang—matematika, teknik mesin, penemu, dan juga filsuf. Namun, yang paling membuatnya dikenang adalah gagasan gilanya: menciptakan mesin hitung otomatis, cikal bakal dari komputer modern yang kita pakai saat ini.

Babbage dikenal sebagai “bapak komputer” karena merancang mesin mekanik pertama yang bisa diprogram. Rancangannya menjadi cetak biru untuk mesin-mesin canggih di masa depan. Meskipun belum sempat selesai dibuat pada masanya, rancangan Babbage akhirnya diwujudkan pada tahun 1991 oleh Science Museum di London, berdasarkan desain aslinya. Mesin tersebut memiliki 8.000 bagian, beratnya lima ton, dan panjangnya lebih dari tiga meter!

Sejak kecil, Babbage sudah menunjukkan kecintaan pada matematika. Ia belajar di berbagai sekolah dan akhirnya masuk ke Trinity College, Cambridge. Di sana, ia menjadi mahasiswa matematika terbaik dan aktif dalam berbagai klub ilmiah bersama tokoh-tokoh terkenal seperti John Herschel.

Pada awal abad ke-19, semua perhitungan untuk ilmu pengetahuan dan navigasi dilakukan secara manual. Ini sering menyebabkan kesalahan. Babbage melihat masalah ini dan menciptakan Difference Engine, sebuah mesin yang bisa menghitung secara otomatis tanpa kesalahan manusia. Mesin ini digerakkan dengan memutar tuas dan dapat mencetak tabel matematika secara langsung.

Sayangnya, karena biayanya sangat mahal, proyek itu akhirnya dihentikan. Tapi Babbage tidak menyerah. Ia merancang mesin yang lebih canggih lagi, yang disebut Analytical Engine. Mesin ini bisa diprogram menggunakan kartu berlubang, teknologi yang terinspirasi dari mesin tenun Jacquard. Ini adalah langkah awal menuju konsep pemrograman komputer yang kita kenal sekarang.

Meski tak pernah melihat mesin-mesinnya selesai, Babbage tak hanya meninggalkan warisan di bidang teknologi. Ia juga menulis buku soal efisiensi industri, menciptakan alat pemeriksa mata (ophthalmoscope), dan bahkan menemukan “cow-catcher”—alat di depan kereta api untuk membersihkan rintangan.

Charles Babbage menikah dengan Georgiana Whitmore dan memiliki delapan anak, namun hanya tiga yang hidup sampai dewasa. Istrinya meninggal lebih dulu, dan Babbage wafat pada 18 Oktober 1871 di usia 79 tahun karena gagal ginjal.

Kini, setiap kali kamu menyalakan laptop atau ponsel, ingatlah bahwa semua itu bisa terjadi karena mimpi seorang pria di abad ke-19 yang tak pernah menyerah mewujudkan idenya: Charles Babbage.[]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *