Baktilah Seperti Abu Bakar, Cintai Ayah Sepenuh Hati

Abu Bakar Ash-Shiddiq bukan hanya sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW, tapi juga teladan dalam kasih sayang dan bakti kepada orang tua. Kisah hidupnya menyentuh hati, salah satunya terjadi saat ia melaksanakan umrah pada bulan Rajab, tahun ke-12 Hijriah. Ketika sampai di Makkah, Abu Bakar tak langsung menuju tempat suci atau bersantai—ia justru menuju rumahnya, ingin bertemu sang ayah, Abu Qufahah.

Waktu itu, Abu Qufahah sedang duduk di depan rumah bersama beberapa pemuda. Begitu tahu putranya datang, beliau berdiri. Melihat itu, Abu Bakar langsung meloncat turun dari untanya meski hewan itu belum sempat duduk. Ia bergegas, penuh hormat dan cinta, menyambut ayahnya.

Tak hanya dalam pertemuan biasa, dalam urusan harta pun Abu Bakar menunjukkan betapa ia menjunjung tinggi peran seorang ayah. Suatu hari, seseorang mengadukan pada Abu Bakar—yang saat itu menjabat sebagai khalifah—bahwa ayahnya ingin mengambil semua hartanya. Tapi Abu Bakar tak langsung memihak. Ia berkata lembut kepada sang ayah, bahwa ia hanya berhak mengambil secukupnya. Namun sang ayah membalas, “Bukankah Rasulullah bersabda: ‘Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu?'”

Apa jawaban Abu Bakar? Dengan bijak ia menjawab, “Ridhalah dengan apa yang diridhai Allah.” Ia tak mengabaikan ajaran agama, namun tetap menjaga keadilan dan cinta dalam keluarga.

Kisah ini bukan sekadar cerita zaman dahulu. Ini pelajaran besar tentang bagaimana memperlakukan orang tua dengan penuh hormat, meski kita sudah dewasa, berkuasa, bahkan punya jabatan tinggi. Abu Bakar mengajarkan bahwa cinta pada orang tua tak ada batas waktunya, dan pengorbanan demi mereka adalah bagian dari keimanan.[]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *