
Di tengah gemuruh kota dan hiruk pikuk kehidupan, ada kisah sederhana namun luar biasa tentang seorang pria tua yang diam-diam membuktikan bahwa kebaikan tak selalu butuh panggung. Namanya Bai Fangli, seorang penarik becak dari Tiongkok yang kehidupannya mungkin tampak biasa—namun warisannya luar biasa.
Pada tahun 1987, di usia senjanya yang ke-74 tahun, Bai memutuskan untuk pensiun dari pekerjaannya yang melelahkan. Ia kembali ke kampung halamannya, berharap bisa menghabiskan hari tua dengan tenang. Namun yang ia temukan justru mengguncang nuraninya: anak-anak bekerja di ladang, kehilangan kesempatan untuk bersekolah karena himpitan ekonomi.
Tanpa banyak bicara, Bai mengambil keputusan besar. Ia kembali ke kota Tianjin, dan melanjutkan menarik becak. Bukan demi dirinya sendiri, melainkan untuk anak-anak yang tidak pernah dikenalnya secara pribadi. Ia hidup dalam kesederhanaan ekstrem—tinggal di dekat stasiun, makan makanan seadanya, dan mengenakan pakaian bekas yang ia temukan. Seluruh penghasilannya ia sumbangkan untuk membiayai pendidikan anak-anak miskin.