Mengedit Manusia

Dalam pandangan etika, ada risiko besar bahwa teknologi ini dapat disalahgunakan, seperti untuk menciptakan individu yang “dioptimalkan” dengan kecerdasan atau kekuatan fisik yang lebih tinggi, sehingga menimbulkan ketidaksetaraan sosial. Beberapa ahli juga khawatir bahwa de-extinction manusia bisa membuka jalan bagi eksperimen genetik yang tidak terkendali. Dalam perspektif agama, banyak ajaran yang menegaskan bahwa kehidupan adalah anugerah Tuhan yang tidak bisa direkayasa manusia. Beberapa tokoh agama menyatakan bahwa menciptakan manusia melalui teknologi ini bisa dianggap sebagai bentuk campur tangan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Namun, ada pula pandangan yang menyebutkan bahwa jika teknologi ini digunakan untuk menyelamatkan nyawa atau menghindari penyakit genetik, maka penerapannya dapat dipertimbangkan lebih lanjut.

De-extinction telah membuka kemungkinan baru dalam dunia bioteknologi, baik dalam pelestarian spesies yang telah punah maupun dalam penelitian genetika manusia. Meskipun teknologi ini sudah menunjukkan hasil yang signifikan, seperti pada dire wolf dan red wolf, penerapannya pada manusia masih jauh dari kenyataan karena tantangan etis dan agama yang kompleks. Jika suatu hari teknologi ini benar-benar digunakan pada manusia, maka perlu ada regulasi yang ketat serta diskusi mendalam tentang dampak sosialnya. Dunia masih terus mencari keseimbangan antara kemajuan ilmiah dan moralitas, dan pertanyaan besar tetap ada: apakah manusia siap menghadapi era genetika yang bisa mengubah konsep kehidupan itu sendiri?[]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *