Proses produksi minyak nilam melalui beberapa tahapan penting sebelum akhirnya bisa dijual di pasar. Setelah panen, daun nilam disortir untuk memastikan kualitas terbaik lalu dikeringkan selama beberapa hari agar kadar airnya berkurang. Daun yang telah dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam alat penyulingan berbasis uap, di mana uap panas digunakan untuk mengekstrak minyak atsiri dari daun nilam. Minyak yang keluar dari proses penyulingan masih mengandung residu dan air, sehingga perlu dilakukan pemurnian agar kualitasnya lebih baik. Minyak yang telah dimurnikan dikemas dalam botol kaca atau drum logam dan disimpan di tempat yang sejuk agar tetap terjaga kualitasnya. Setelah dikemas, minyak nilam siap didistribusikan ke berbagai pasar, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor.
Untuk menghasilkan 1 kg minyak nilam, dibutuhkan sekitar 200-250 kg daun nilam kering. Efisiensi produksi dapat dipengaruhi oleh kualitas daun, teknik penyulingan, serta tingkat kelembaban bahan baku. Dalam budidaya yang efisien, tanaman nilam biasanya ditanam dengan kepadatan sekitar 40.000-50.000 tanaman per hektar. Dari hasil panen, sekitar 1 meter persegi lahan dapat menghasilkan 2-3 kg daun nilam kering. Jika dibutuhkan 200-250 kg daun kering untuk menghasilkan 1 kg minyak nilam, maka luas lahan yang diperlukan adalah sekitar 70-125 meter persegi, tergantung pada kualitas panen dan kepadatan tanaman di lahan tersebut.