
Tanaman nilam kini menjadi salah satu komoditas primadona yang semakin diminati di beberapa tempat di Sulawesi Tenggara. Tanaman ini berkembang pesat di berbagai wilayah, antara lain di Kabupaten Buton, seperti di Pasarwajo dan Lasalimu. Keberhasilan penanaman nilam di daerah tersebut mencerminkan potensi besar yang dimilikinya, baik dari segi ekonomi maupun keberlanjutan pertanian lokal. Para petani di kawasan ini mulai merasakan manfaatnya, baik dari segi pendapatan yang meningkat maupun peluang pengembangan lebih lanjut. Meskipun begitu, tantangan dalam pengelolaan tanaman nilam tetap ada, dan penting untuk terus memantau perkembangan serta prospek jangka panjangnya.
Tanaman nilam (Pogostemon cablin) merupakan salah satu komoditas unggulan dalam industri minyak atsiri. Nilam dikenal karena aromanya yang khas dan manfaatnya dalam berbagai produk, termasuk parfum, kosmetik, dan farmasi. Indonesia menjadi salah satu produsen utama minyak nilam dunia, dengan daerah penghasil terbesar di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Permintaan global terhadap minyak nilam terus meningkat, terutama dari negara-negara seperti Prancis, Amerika Serikat, dan Tiongkok yang menggunakannya sebagai bahan utama dalam produk kecantikan dan pewangi. Ini membuat bisnis produk berbasis tanaman nilam memiliki prospek yang sangat cerah dan berpotensi mendatangkan keuntungan besar.