Dailymail menyebutkan bahwa setiap tahun, sekitar 300 bencana alam membunuh sekitar 90.000 manusia dan mempengaruhi 160 juta orang di seluruh dunia. Sayangnya kualitas penanganan terhadap dampak bencana masih sangat rendah. Realitas ini telah mendorong para ilmuwan untuk membuat teknologi robotika berorientasi layanan bencana.
Salah satu negara yang memiliki minat yang tinggi untuk menjadi negara unggul di bidang robotika adalah Italia. Tim Istituto Italiano Tecnologia (IIT) telah mengerjakan robotika spesifikasi ini selama kurang lebih 15 tahun.
Tim ini tengah membuat sebuah robot yang mirip seperti tokoh superhero Marvel, Iron Man. Robot ini dirancang guna membantu manusia ketika terjadi bencana alam seperti membersihkan puing-puing serta menggunakannya ransel penggeraknya untuk dapat terbang diatas tempat yang sulit dilewati. Robot masa depan ini diberi nama iCub.
Dalam 50 tahun terakhir, badan meteorologi PBB mencatat, ada lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia yang meninggal dunia akibat bencana alam. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) melaporkan jumlah bencana alam, seperti banjir dan gelombang panas, yang didorong oleh perubahan iklim telah meningkat lima kali lipat selama 50 tahun terakhir, merugikan manusia hingga US$ 3,64 triliun.
Bagaimana dengan Indonesia?
Pada 2021, Indonesia menduduki peringkat 38 Indeks Resiko Bencana Dunia (WorldRiskIndex) dari 181 negara, dengan skor 10.67 (kategori tinggi). Sebelumnya pada 2020 dan 2019 menduduki peringkat 40 dan 37, dengan skor 10.39 (tinggi) dan 10.58 (tinggi).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mencatat bahwa, jumlah frekuensi bencana alam di Indonesia sepanjang 2021 lebih rendah dibandingkan 3 tahun terakhir. Bahkan kurun 2010-2020 disebut sebagai dekade penuh bencana bagi Indonesia. Walaupun terjadi penurunan frekuensi bencana, namun dampak kejadian itu meningkat cukup signifikan.
Kita tentu menunggu bagaimana robot ‘iCub’ dapat dioperasikan. Akan tetapi, kita lebih berharap agar intensitas bencana yang justru berkurang, bahkan tak menimbulkan dampak. Namun, kejadian bencana di luar kuasa manusia, sehingga upaya yang paling pantas adalah berinvestasi pada ikhtiar menghindari bencana.
Seorang ulama, Ibnul Qayim memiliki pandangan dan penafsiran bahwa sedekah dapat menghindarkan bencana. Dalam Al-Waabilus Shayyib halaman 49, ia menyampaikan,
“Sedekah memiliki pengaruh yang ajaib dalam mencegah berbagai bala’, walaupun sedekah dari seorang fajir (ahli maksiat) atau zalim bahkan dari orang kafir. Karena Allah mencegah dengan sedekah berbagai bala’. Hal ini telah diketahui oleh manusia baik yang awam ataupun tidak. Penduduk bumi mengakui hal ini karena mereka telah membuktikannya”.
Dalam hadits riwayat At-Thabrani, Rasulullah SAW, bersabda,
“Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).”
Sedekah (Shodaqoh) memiliki makna yang luas, sedekah dapat bermakna infak, zakat dan kebaikan non-materi.
Dalam al-Qur‟an, Allah SWT menggunakan istilah shodaqoh untuk menyebut zakat, misalnya Allah berfirman: Ambillah shodaqoh (zakat)) dari sebagian harta mereka, dengan shodaqoh (zakat) itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.
Sedekah juga bisa bemakna yang lebih luas dari zakat, hal itu misalnya disebutkan dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW memberi jawaban kepada orang-orang miskin yang cemburu terhadap orang kaya yang banyak bersedekah dengan hartanya, beliau bersabda: “Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap tahmid shadaqah, setiap tahlil shadaqah, amar ma‟ruf shadaqah, nahi munkar shadaqah dan menyalurkan syahwatnya pada istri juga shadaqah”.
Adakah jumlah sedekah minimal bagi setiap manusia setiap harinya?
Rasulullah SAW bersabda,
“Setiap manusia dari anak Adam diciptakan terdiri dari 360 persendian/ruas” (HR. Muslim)
Dalam hadits lain disebutkan,
“Masing-masing persendian dari setiap manusia itu harus diberi shadaqah. Setiap hari dimana pada hari itu terbit matahari kemudian ia berbuat adil terhadap dua orang yang berselisih maka itu adalah shadaqah, membantu seseorang untuk menaikkan atau mengangkatkan barangnya ke atas kendaraannya itu adalah shadaqah, ucapan yang baik adalah shadaqah, setiap langkah untuk berjalan menuju ke tempat shalat itu adalah shadaqah, dan menyingkirkan gangguan dari jalan itu adalah shadaqah” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian, maka 360 ruas sendi yang ada pada tubuh kita harus diberi sedekah setiap hari. Sedekahnya itu berupa amal kebaikan. Jadi, minimal setiap hari kita harus melakukan 360 kebaikan, hanya untuk badan kita. Dalam 24 jam minimal kita harus berbuat kebaikan 360 kali. Dengan kata lain, kita harus berbuat kebaikan 360/24 = 15 kebaikan per jam. Atau setiap 4 menit menghasilkan satu kebaikan (netto).
Amalan-amalan apa yang bisa bernilai satu kebaikan?
Rasulullah SAW, bersabda,
“Sebaik-baik kalian adalah siapa yang memperlajari Alquran dan mengamalkannya.” (HR. Bukhari)
Membaca Alquran mendatangkan pahala. Rasulullah SAW bersabda,
“Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah (Alquran), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi).
Dikutip dari buku Tajwid Lengkap Asy-Syafi’i karya Abu Ya’la Kurnaedi, pahala yang disebutkan oleh Abdullah bin Mas’ud adalah:
“Aku mendengar Nabi SAW bersabda: ‘Barang siapa membaca satu huruf dari Kitabullah maka dia mendapatkan satu pahala, dan satu pahala itu dilipatgandakan menjadi sepuluh pahala. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf’”.
Imam Syafi’i mencatat ada 1.027.000 (satu juta dua puluh tujuh ribu) huruf dalam Al-Qur’an. Sementara itu surat Alfatihah terhitung sebanyak 139 huruf (~2.363 kebaikan dalam 17 rakaat). Dengan shalat wajib seorang muslim telah melakukan sedekah, bahkan melebihi kebutuhan jumlah persendiannya.
Oleh karena itu, jika kita tidak mampu memproduksi per 4 menit 1 kebaikan, maka menahan tangan dan lisan dari merusak dan menyakiti, setidaknya akan menjadi sedekah untuk masing-masing diri.
Namun demikian, bencana yang paling besar di dunia bukanlah gempa bumi, tsunami, banjir bandang, kebakaran hutan, dan semacamnya. Namun, bencana terbesar di dunia adalah tidak tegaknya Islam ini di muka bumi, yang akan berakibat bagi munculnya berbagai prahara, serta marabahaya besar di akhirat kelak.
Wallahu a’lam bishshowab. []